Tahap-tahap
Menyimak
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keterampilan
menyimak
Dosen pengampu BAPAK HAERUDIN,Mpd
Disusun Oleh :
Nusila hayicheteh.
Kelas : A3.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Tangerang
2016
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang..................................................................................................................1
B.
Rumusan Masalah.............................................................................................................1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Tahap-tahap Menyimak....................................................................................................2
B.
Perbedaan tahap-tahap menyimak....................................................................................3
C.
Ragam menyimak.............................................................................................................5
D.
Menyimak berdasar tujuan...............................................................................................7
E.
Proses menyimak.............................................................................................................8
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan.....................................................................................................................10
DAGTAR
PUSTAKA........................................................................................................................11
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT
yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah keterampilan
menyimak.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu,
penulis menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu,
penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar penulis
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga
makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Tangerang, 28 Oktober 2016
Penulis
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial. Artinya manusia tidak
dapat hidup sendiri, akan selalu membutuhkan orang lain. Kodratnya manusia itu hidup bersama, bukan individu.
Karena itu di dalam kehidupannya, manusia selalu berinteraksi dan berkomunikasi
satu dengan yang lainnya. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi itu tentunya
pada umumnya melibatkan kegiatan berbicara dan
mendengarkan. Namun masih seringkali terjadi miskomunikasi dalam
berinteraksi dan berkomunikasi. Hal ini dikarenakan dalam prosesnya hanya
sekadar berbicara dan mendengar saja, mereka melupakan menyimak. Memang
menyimak itu mendengarkan, tetapi menyimak bukan sekadar mendengarkan,
melainkan memahami dan menggapi apa yang dikatakan dan disampaikan oleh pembicara.
Oleh karena itu, menyimak mempunyai peranan yang sangat
penting dalam proses berinterkasi dan berkomunikasi di dalam kehidupan
sehari-hari. Karena itu juga lah mengapa pembelajaran keterampilan berbahasa
diajarkan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama menyimak, yang
memiliki persentase paling banyak dalam berinteraksi dan berkomunikasi dalam
kehidupan sehari-hari.
B.
Rumusan Masalah
1.
Mengetahui apa itu tahap-tahap menyimak
2.
Perbedaan tahap-tahap menyimak
3.
Apa itu ragam menyimak?
4.
Apa itu menyimak berdasarkan tujuan?
5.
Bagaimana proses menyimak?
BAB II
Pembahasan
A.
TAHAP-TAHAP MENYIMAK
Dari
pengamatan yang di lakukan terhadap kegiatan menyimak pada para siswa sekolah
dasar, mulai dari yang tidak berketentuan sampai pada yang amat bersungguh-sungguh.
Kesembilan tahap itu, dapat dilukiskan sebagai berikut:
1.
Menyimak berkala, yang tejadi pada saat-saat sang anak merasakan keterlibatan langsung
dalam pembicaraan mengenai dirinya;
2.
Menyimak dengan perhatiaan dangkal karena sering mendapat gangguan dengan
adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal diluar pembicaraan;
3.
Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk
mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang
anak;
4.
Menyimak serapan karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal
yang kurang penting, hal ini merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya;
5.
Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang disimak; perhatian
secara saksama berganti dengan keasyikan lain; hanya memperhatikan kata-kata
sang pembicara yang menarik hatinya saja;
6.
Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara
konstan yang mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi
terhadap pesan yang dsampaikan sang pembicara;
7.
Menyimak dengan reaksi berlaku terhadap pembicara dengan membuat komentar
ataupun mengajukan pertanyaan;
8.
Menyimak secara saksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang
pembicara;
9.
Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, dan
gagasan sang pembicara (Strickland, 1957: (Dawson [et all], 1963:154).
A.
Perbedaan tahap-tahap menyimak
sebenarnya mencerminkan
perbedaan taraf keterlibatan seseorang terhadap isi pembicaraan yang disajikan
sang pembicara. Situasi-situasi berikut ini merupakan contoh tahap-tahap
menyimak ditinjau dari segi perbedaan maksud dan tujuan.
a.
Mendengar bunyi
kata-kata tetapi tidak memberikan reaksi kepada ide-ide yang diekspresikan,
misalnya seorang ibu tahu bahwa putrinya nonberbicara, namn sang ibu tidak
memperhatikannya.
b.
Menyimak
sebentar-sebentar memperhatikan sang
pembicara sebentar-sebentar misalnya mendengar sesuatu ide pada suatu khotbah
atau ceramah, tetapi ide-ide lainnya tidak didengar apalagi didengarkan.
c.
Setengah menyimak;
mengikuti diskusi atau pembicaraan hanya dengan maksud suatu kesempatan untuk
mengekspresikan ide sendiri; misalnya seorang yang mendengarkan suatu
percakapan hanya untuk mencari kesempatan untuk mengemukakan kepada hadirin
bagaimana cara berternak ulat sutera.
d.
Menyimak secara
pasif dengan sedikit responsi yang kelihatan, misalnya sang anak mengetahui
bahwa sang guru mengatakan kepada seluruh kelas untuk yang kedua kalinya
bagaimana cara berjalan didalam ruangan agar tidak mengganggu orang lain karena
sang anak sudah mengetahui hal itu, penyimakannya bersifat pasif saja, dan
responsinya tidak begitu besar.
e.
Menyimak secara
sempit dalam hal ini makna atau penekanan yang penting pudar dan lenyap karena
sang penyimak menyeleksi butir-butir yang biasa, yang berkenan, ataupun yang
sesuai padanya, dan yang dapat disetujuinya, misalnya seorang anggota parti
republik menyimak pembicaraan seorang tokoh dari partai lain. Karena
kesibukannya memilih ide yang diingininya, dia kehilangan ide utama sang
pembicara. Inilah akibat penyimakan yang sempit, ketertutupan hati seseorang.
f.
Menyimak serta
membentuk asosiasi dengan butir-butir yang berhubungan dengan
pengalaman-pengalaman pribadi seseorang, misalnya seorang siswa sekolah dasar
mendengar bunyi awal kata-kata karim, kurang, kaya, karena, kita, dan menghubungkannya
dengan huruf.
g.
Menyimak sesuatu
laporan untuk menangkap ide-ide pokok dan unsur-unsur penunjang, atau mengikuti
petunjuk-petunjuk; menyimak peraturan-peraturan serta uraian-uraian suatu
permainan baru.
h.
Menyimak secara
kritis; seorang penyimak memperhatikan nilai-nilai kata emosional dalam suatu
iklanadvertensi yang disiarkan melalui radio.
i.
Menyimak secara
secara apresiatif dan kreatif dengan responsi mental dan emosional sejati yang
matang, misalnya seorang siswa menyimak gurunya membacakan riwayat perjuangan
seorang pahlawan menentang penjajahan, dan memperoleh kegembiraan karena dapat
mengetahui sifat-sifat pahlawan sejati. (Anderson,1972:69).
Demikianlah telah kita
kemukakan tahap-tahap menyimak dari dua sumbur. Dengn sedikit variasi di
sana-sini dapat dikatakan bahwa pada prinsipnya kedua sumbur itu sejalan,
kadang-kadang bahkan bertumpang tindih.Jangankan dari kedua sumbur
tersebut,bahkan antar tahap-tahap yang telah diurutkan dalam satu subber saja
pun terdapat terdapat tumpang tindih, tiada batas yang jelas. Namun demikian,
semua itu melukisakan menyimak dalalm hubungan nya dengan situasi-ituasi yang
diketahui olrh sang guru.
Untuk memperluas cakrawala kita
mengenai tahap-tahap menyimak ini baiklah kita cari sumbur lain. Ada pakar lain
yang mengemukakan adanya 7 tahapan dalam menyimak.
a.
Isolasi : Pada
tahap ini sang penyimak mencatat aspek-aspek indiidual kata lisan Dan
memisah-memisahkan atau mengisolasikan bunyi-bunyi, ide-ide,Fakta-fakta,
organisasi-organisasi khusus, begitu pula stimulus-stimulus Lainnya.
b.
Identifikasi : Sekali
stimulus tertentu telah dapat dikenalmaka suatu atau Identitas pun diberikan kepada setiap butir
yang berdikari itu.
c.
Integrasi : Kita
mengintegrasikan atau menyatupadukan sesuatu yang kita dengar Dengan informasi
lian yang telah kita simpan ddan rekam dalam otak Kita. Oleh karena itulah, pengetahuan umumsangat
penting dalam Tahap ini. Kalau proses menyimak berllangsung, kita harus
terlebih Dahulu harus mempunyai beberapa latar belakang atau pemehaman mengenai
bidang pokok pesang tertentu. Kalau kita tidak memiliki bahan penunjang yang
dapat di pergunakan untuk mengintregrasikan informasi yang baru itu, jelas
kegiatan menyimak tu akan menemui kesulitan atau kendala.
d.
Inspeksi : Pada
tahap ini informasi baru yang telah kita terima uang dikontraskan Dan dibandingkanengan segala informasi
yang telah kita miliki mengenai Hal tersebut. Proses ini akan menjadi paling
mudah berlamgsunh kalau Informasi baru justru menunjang prasangka atau prakosepsi kita akan Tetapi,
kalau informasi baru itu bertentanagan dengan ide-ide kit Sebelumnya mengenai
sesuatu, kita harus mencari serta memilih hal-hal Tertentu diri informasi itu
yang lebih mendekati kebenaran.
e.
Interpretasi : Pada
tahap ini, kita secara aktif mengevaluasi sesuatu yang kita dengar Dan
menelusuli dari mana datangnya semua itu. Kita pun mulai menolak Dan menyetujui
serta mengakui danmempertimbangkan informasi Tersebut dengan sumber-sumbernya.
f.
Interpolasi :
selama tidak ada pesang yang membawamakan dalam dan memberi Informasi, tanggung
jawab kitalah untuk menyediakan sertamemberikan Data – data dan ide-ide
penunjang darilatar belakang pengetahuan danpengalaman kita sendiri untuk mengisi
serta memenuhibutir-butir pesan yang kita dengar.
g.
Introspeksi : denagn
cara merefleksikan dan menguji informasi baru, kita berupanya Untuk mempersonalisasikan informasi tersebut
dan menerapakannya Pada situasi kita sendiri(Hunt; 1981 : 18-9). Ketujuh tahap
di atas belumlah mencakup seluruh jajaran kegiatan menyimak, tetapi sudah
mengemukakan suatu metode bagi telaah perilaku menyimak, dan juga merupakan
suatu petunjuk bagi pemacahan masalah yang kadang-kadamg timbul dalam proses
menyimak. Setelah menelaah ketujuh tahap tersebut bertabah jelaskan bagi kita
bahwa menyimak yang baik tidak hanya mendengar pasif, tetapi suatu kegiatan
atau aktivitas yang menutut partisipasi,keikusertaan sang penyimak.
Ketujuh tahap di atas, yang
dapat kita rumus kan sebagai 7I (tujuh1), dapat kita rangkumkan seperti yang
tertera pada
Kita mengetahui kata dalam
pendidikan formal di sekolah. Kita para guru, membimbing kegiatan menyimak
anak-anak didik kita sehingga daya simak mereka dapat bersifat selektif, bertujuan,tepat,kritis,
dan kreatif,seperti juga kita membimbing mereka dalam pertumbuhan dan
peningkatan keterampilan membaca,menulis, dan berbicara. Oleh karena itu, kita
pun perlu mengetahui jenis-jenis menyimsk, tujuan, serta ciri-cirinya
masing-masing.
A.
RAGAM MENYIMAK
Dalam pembicaraan ter dahulu
telah dikeukakan bahwa tujuan menyimak adalah memperoleh informasi, menangkap
isi, serta memahami makna komunikasi yang hendak di sampaikan sang pembicara
melalui ujaran. Ini merupakan tujuan umum. Di samping tujuan umum itu terdapat
pula berbagai tujuan khusus yang menyebabkan adanya aneka ragam menyimak,
seperti yang terlihat
1.
Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif ialah proses
menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: mendengarkan
siaran radio, televisi, percakapan orang di pasar, khotbah di masjid,
pengumuman di stasiun kereta api, dan sebagainya. Ada beberapa jenis kegiatan
menyimak ekstensif.
a.
Menyimak Sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan
sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya.
Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan
santun. dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak jawa menyimak
nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini, nenek
memiliki peran yang lebih utama, sedang anak merupakan peran sasaran.
b.
Menyimak Sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya,
jika seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan
percakapan orang lain, suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya.
Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak
terganggu oleh suara tersebut.
c.
Menyimak Estetika
Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif.
Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati
sesuatu. Misalnya, menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu,
dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu lebih menekankan aspek emosional penyimak
seperti dalam menghayati dan memahami sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini,
emosi penyimak akan tergugah, sehingga timbul rasa senang terhadap puisi
tersebut. Demikian pula pembacaan cerita pendek. Hal ini pernah dilakukan oleh
seorang pengarang terkenal Gunawan Mohammad yang sering membacakan cerpen -
cerpennya melalui radio. Banyak remaja mendengarkan pembacaan tersebut. Para
remaja tampaknya dapat menikmati dan menghayati cerpen yang dibacakan tersebut.
d.
Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang
dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang
mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah
mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula
menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah
tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang
itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik.Kegiatan menyimak pasif banyak
dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di
sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak pasif
terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.
2.
Menyimak Intensif
intensif merupakan kegiatan
menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tingkat konsentrasi
yang tinggi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Berikut ini adalah hal-hal
yang berkaitan dengan menyimak intensif
(a) menyimak intensif pada dasarnya
menyimak. pemahaman,
(b) menyimak Intensif memerlukan tingkat konsentrasi
pikiran dan perasaan yang tinggi.
(c) menyimak intensif pada
dasarnya memahami bahasa formal, dan
(d) menyimak
intensif memerlukan reproduksi materi yang disimak. Agar jelas, hal itu
diuraikan dalam penjelasan berikut.
B.
MENYIMAK BERDASARKAN TUJUAN
Menyimak berdasar tujuan
memilik banyak jenis bergangtung apa yang ingin di capai dari kegiatan menyimak
tersebut secara baris besar, menyimak berdasarkan tujuan dapat dibedakan
menjadi berikut.
1.
Menyimak untuk
belajar
Menyimak untuk belajar umumnya dilakukan di sekolah,
kampus, atau tempa kursusnamun,perli anda ketahui bahwa belajar tidak hanya
dilakukan dalam situasiformal, tetapi dapat juga dilakukan dalam situasi
nonformal. Dalam hal ini menyimak untuk belajar dapat diartikan sebagai
menyimak untuk memperolehpengetahuan secara formal maupun nonformal. Anada
tentu tahu, di mana saja kita dapat memperoleh pengetahua secara nonformal dan
media-media yang dapat membantu kita dalam rangka memperoleh pengetahuan seara
nonformalmelalui kegiatan menyimak.
2.
Menyimak untuk
hiburan
Menyimak untuk hiburan mendapat penekanan pada objek atau
bahan simakan,Jenis menyimak ini berhubungan dengan dunia pertunjukan. Tujuan
dari kegiatan menyimak jenis ini adalah untuk memperoleh hiburan dan
menghilangkan rasa jenuh atau kebosanandari ritinnitas sehari-hari. Bahan
simakan dapat berupa seni pertunjukan, seperti kesenian tradisional (wayang,
lenong, ketoprak),dapat juga seni sastra (cerita atau drama), seni lawak atau
humor. Bahan-bahan simakan ini selain dapat disimak melalui media elektronik,
seperti radio atau kaset reaman, dapat juga disimak melalui pertunjukan yang
disuksikan langsung di suatu arena atau ditonton melalui media televisi atau VCD.
Dengan demikian, menyimak jenis ini (menyimak hiburan )banyak di bantu oleh
media visual.
3.
Menyimak untuk
menilai
Menyimak yang bertujuan untuk menilai banyak dilakukan
oleh para juri. Dalam hal ini, menyimak melakukan tugasnya sebagai hari suatuperlobaan yang
biasanya berhubungan dengan bahasa,seperti lomba pidato. Membaca puisi, membaca
alquran, dan dapat juga lomba menyanyi Dalam menilai, penyimak yang bertugas
menjadijuri memengang pedoman penilaian dan berisi kriteria-kriteria yang di
nilai. Misal nya kejelasan lafal,indonasi/ irama. Dan penghayatan.
4.
Menyimak untuk
Mengapresiasi
Menyimak jenis ini mirip dengan menyimak untuk hiburan,
namun pada menyimak jenis ini ada nilai tambahnya, yaitu penyimakdapat
menyertakan perasaannya pada hal-hal yng disimak. Artinyapenyimak dapat berada
didalam peritiwaatau bahan yang disimaknya. Jika seseorang menyimaksebuah drama
radio,dia merasakan seakan –akan dia yang menjadi salah satu tokoh drama sebuah. Penyimak dapat
merasagembira, sedih,atau mungkin marah sesuai situasi atau suasana yang ada
dalam drama . Setelah drama berakhir, penyimak memberi penilaian terhadap drama
yang disimaknya. Benar tidak pernilaiannya yang di berikan bergangtung pada
pengetahuan penyimak terhadapdrama.
5.
Menyimak untuk
memecahkan masalah
Menyimak dalam tujuan memecahkan masalah dapat berujung
pada menyimak untuk memperoleh informasi yang berdampak pada pemecahan sutu
masalah. Pada menymak jenis ini,seeorang segala memilih bahansimakan dan
melakukan kegiatan menyimak dalam rangka memeahakan masalah yang sedang
dihadapi. Misal, bu ines ingin mengtahui apa yang dimaksud dengan Quantam
Teaching yag sedang ramai dibirakan orang-orang di kalangan pendidikan. Pada
suatu ketika sebuah tembaga mengadakam seminar dengan topik tersebut, Bu ines
tidak menyia-nyaikan kesempatan itu dia lalu mengikuti seminar tersebut.
C.
PROSES MENYIMAK
Menyimak
adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Dalam proses menyimak pun
terdapat hadap-hadap, antara lain:
1.
Tahap mendengar dalam
tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara
dalam ujaran atas pembicararaannya. Jadi
kita masih berada dalam tahap hearing
2.
Tahap memahami
setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau
memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pmbicara. Kemudian,
sampai lah kita dalam tahap undertading.
3.
Tahap
Menginterpretasi penyimak yang baik, yng cermat dan teliti, belum puas kalau
hanya mendengar dan memahamiisi ujaran sang pembiara, dia ingin menafsikan
ataumenginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat
dalam ujaran itu dengan demikian, sang penyimak telah tiba pada tahap
interpreting.
4.
Tahap Mengevaluasi
etelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi
pembicaraan,penyimak punmulailah menilai atau mengevalusi pendapat serta
gagasanpembicara mengenaikeunggulan dan kelemahan serta kebaikan dan kekurangan
pembicara; dengan demikisn, sudah sampai pada tahap evaluating.
5.
Tahap Menanggapi
tahap ini merupakan tajap terakhir dalamkegiatan menyimak. Penyimak
menyambut,mencamkan,dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang
dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran ataupembicaraannya. Lalu, penyimak pun
sampailah pada tahapmenanggapi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kegiatan menyimak merupakan
kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur
yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang
menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Menyimak dengan berkonsentrasi
adalah memusatkan pikiran, perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang
disampaikan pembicara.
Untuk dapat memusatkan
perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik,
penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari diri
sendiri maupun yang berasal dari luar, penyimak harus betul-betul memusatkan
perhatian kepada materi yang disimak.
Penyimak yang ideal harus
bermotivasi mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat, menyimak
secara menyeluruh materi secara utuh dan padu, menghargai pembicara, penyimak
yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti,
sungguh-sungguh, penyimak tidak mudah terganggu, penyimak harus cepat menyesuaikan
diri, penyimak harus kenal arah pembicaraan, penyimak harus kontak dengan
pembicara, Kontak dengan pembicara, merangku, menilai, merespon Saran
Dalam pembelajaran sangat erat
kaitannya antara keterampilan yang satu dengan keterampilan yang lainnya, maka
tingkatkanlah semua keterampilan-keterampilan tersebut diantaranya keterampilan
membaca, berbicara, menyimak, dan menulis supaya lebih efisien dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Djago. 1998. Keterampilan Menyimak. Bandung :
Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. 1997. Menyimak sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa
Bandung : Angkasa
Arifin, Bustanul. 2007 . Menyimak. Jakarta : Universitas
terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar