Senin, 19 Desember 2016


Tahap-tahap Menyimak
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keterampilan menyimak
Dosen pengampu BAPAK HAERUDIN,Mpd









Disusun Oleh :
Nusila hayicheteh.
   Kelas : A3.

      Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
      Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
    Universitas Muhammadiyah Tangerang
2016






DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................ii
BAB I  PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang..................................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.     Tahap-tahap Menyimak....................................................................................................2
B.     Perbedaan tahap-tahap menyimak....................................................................................3
C.     Ragam menyimak.............................................................................................................5
D.     Menyimak berdasar tujuan...............................................................................................7
E.      Proses menyimak.............................................................................................................8
BAB III PENUTUP
A.     Kesimpulan.....................................................................................................................10
DAGTAR PUSTAKA........................................................................................................................11
           




                                         



Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah keterampilan menyimak.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Tangerang, 28 Oktober 2016

Penulis










BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial. Artinya manusia tidak dapat hidup sendiri, akan selalu membutuhkan orang lain. Kodratnya  manusia itu hidup bersama, bukan individu. Karena itu di dalam kehidupannya, manusia selalu berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi itu tentunya pada umumnya melibatkan kegiatan berbicara dan  mendengarkan. Namun masih seringkali terjadi miskomunikasi dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Hal ini dikarenakan dalam prosesnya hanya sekadar berbicara dan mendengar saja, mereka melupakan menyimak. Memang menyimak itu mendengarkan, tetapi menyimak bukan sekadar mendengarkan, melainkan memahami dan menggapi apa yang dikatakan dan disampaikan oleh pembicara.
Oleh karena itu, menyimak mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses berinterkasi dan berkomunikasi di dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu juga lah mengapa pembelajaran keterampilan berbahasa diajarkan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama menyimak, yang memiliki persentase paling banyak dalam berinteraksi dan berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Rumusan Masalah
1.      Mengetahui apa itu tahap-tahap menyimak
2.      Perbedaan tahap-tahap menyimak
3.      Apa itu ragam menyimak?
4.      Apa itu menyimak berdasarkan tujuan?
5.      Bagaimana proses menyimak?












BAB II
Pembahasan
A.    TAHAP-TAHAP MENYIMAK
            Dari pengamatan yang di lakukan terhadap kegiatan menyimak pada para siswa sekolah dasar, mulai dari yang tidak berketentuan sampai pada yang amat bersungguh-sungguh. Kesembilan tahap itu, dapat dilukiskan sebagai berikut:
1. Menyimak berkala, yang tejadi pada saat-saat sang anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya;
2. Menyimak dengan perhatiaan dangkal karena sering mendapat gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal diluar pembicaraan;
3. Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak;
4. Menyimak serapan karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, hal ini merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya;
5. Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang disimak; perhatian secara saksama berganti dengan keasyikan lain; hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik hatinya saja;
6. Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan yang mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang dsampaikan sang pembicara;
7. Menyimak dengan reaksi berlaku terhadap pembicara dengan membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan;
8. Menyimak secara saksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara;
9. Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, dan gagasan sang pembicara (Strickland, 1957: (Dawson [et all], 1963:154).


A.    Perbedaan tahap-tahap menyimak
sebenarnya mencerminkan perbedaan taraf keterlibatan seseorang terhadap isi pembicaraan yang disajikan sang pembicara. Situasi-situasi berikut ini merupakan contoh tahap-tahap menyimak ditinjau dari segi perbedaan maksud dan tujuan.
a.       Mendengar bunyi kata-kata tetapi tidak memberikan reaksi kepada ide-ide yang diekspresikan, misalnya seorang ibu tahu bahwa putrinya nonberbicara, namn sang ibu tidak memperhatikannya.
b.      Menyimak sebentar-sebentar memperhatikan  sang pembicara sebentar-sebentar misalnya mendengar sesuatu ide pada suatu khotbah atau ceramah, tetapi ide-ide lainnya tidak didengar apalagi didengarkan.
c.       Setengah menyimak; mengikuti diskusi atau pembicaraan hanya dengan maksud suatu kesempatan untuk mengekspresikan ide sendiri; misalnya seorang yang mendengarkan suatu percakapan hanya untuk mencari kesempatan untuk mengemukakan kepada hadirin bagaimana cara berternak ulat sutera.
d.      Menyimak secara pasif dengan sedikit responsi yang kelihatan, misalnya sang anak mengetahui bahwa sang guru mengatakan kepada seluruh kelas untuk yang kedua kalinya bagaimana cara berjalan didalam ruangan agar tidak mengganggu orang lain karena sang anak sudah mengetahui hal itu, penyimakannya bersifat pasif saja, dan responsinya tidak begitu besar.
e.       Menyimak secara sempit dalam hal ini makna atau penekanan yang penting pudar dan lenyap karena sang penyimak menyeleksi butir-butir yang biasa, yang berkenan, ataupun yang sesuai padanya, dan yang dapat disetujuinya, misalnya seorang anggota parti republik menyimak pembicaraan seorang tokoh dari partai lain. Karena kesibukannya memilih ide yang diingininya, dia kehilangan ide utama sang pembicara. Inilah akibat penyimakan yang sempit, ketertutupan hati seseorang.
f.       Menyimak serta membentuk asosiasi dengan butir-butir yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman pribadi seseorang, misalnya seorang siswa sekolah dasar mendengar bunyi awal kata-kata karim, kurang, kaya, karena, kita, dan menghubungkannya dengan huruf.
g.      Menyimak sesuatu laporan untuk menangkap ide-ide pokok dan unsur-unsur penunjang, atau mengikuti petunjuk-petunjuk; menyimak peraturan-peraturan serta uraian-uraian suatu permainan baru.
h.      Menyimak secara kritis; seorang penyimak memperhatikan nilai-nilai kata emosional dalam suatu iklanadvertensi yang disiarkan melalui radio.
i.        Menyimak secara secara apresiatif dan kreatif dengan responsi mental dan emosional sejati yang matang, misalnya seorang siswa menyimak gurunya membacakan riwayat perjuangan seorang pahlawan menentang penjajahan, dan memperoleh kegembiraan karena dapat mengetahui sifat-sifat pahlawan sejati. (Anderson,1972:69).
Demikianlah telah kita kemukakan tahap-tahap menyimak dari dua sumbur. Dengn sedikit variasi di sana-sini dapat dikatakan bahwa pada prinsipnya kedua sumbur itu sejalan, kadang-kadang bahkan bertumpang tindih.Jangankan dari kedua sumbur tersebut,bahkan antar tahap-tahap yang telah diurutkan dalam satu subber saja pun terdapat terdapat tumpang tindih, tiada batas yang jelas. Namun demikian, semua itu melukisakan menyimak dalalm hubungan nya dengan situasi-ituasi yang diketahui  olrh sang guru.
Untuk memperluas cakrawala kita mengenai tahap-tahap menyimak ini baiklah kita cari sumbur lain. Ada pakar lain yang mengemukakan adanya 7 tahapan dalam menyimak.
a.       Isolasi : Pada tahap ini sang penyimak mencatat aspek-aspek indiidual kata lisan Dan memisah-memisahkan atau mengisolasikan bunyi-bunyi, ide-ide,Fakta-fakta, organisasi-organisasi khusus, begitu pula stimulus-stimulus Lainnya.
b.      Identifikasi : Sekali stimulus tertentu telah dapat dikenalmaka suatu atau    Identitas pun diberikan kepada setiap butir yang berdikari itu.
c.       Integrasi : Kita mengintegrasikan atau menyatupadukan sesuatu yang kita dengar Dengan informasi lian yang telah kita simpan ddan rekam dalam otak Kita.  Oleh karena itulah, pengetahuan umumsangat penting dalam Tahap ini. Kalau proses menyimak berllangsung, kita harus terlebih Dahulu harus mempunyai beberapa latar belakang atau pemehaman mengenai bidang pokok pesang tertentu. Kalau kita tidak memiliki bahan penunjang yang dapat di pergunakan untuk mengintregrasikan informasi yang baru itu, jelas kegiatan menyimak tu akan menemui kesulitan atau kendala.
d.      Inspeksi : Pada tahap ini informasi baru yang telah kita terima uang dikontraskan      Dan dibandingkanengan segala informasi yang telah kita miliki mengenai Hal tersebut. Proses ini akan menjadi paling mudah berlamgsunh kalau Informasi baru justru menunjang  prasangka atau prakosepsi kita akan Tetapi, kalau informasi baru itu bertentanagan dengan ide-ide kit Sebelumnya mengenai sesuatu, kita harus mencari serta memilih hal-hal Tertentu diri informasi itu yang lebih mendekati kebenaran.
e.       Interpretasi : Pada tahap ini, kita secara aktif mengevaluasi sesuatu yang kita dengar Dan menelusuli dari mana datangnya semua itu. Kita pun mulai menolak Dan menyetujui serta mengakui danmempertimbangkan informasi Tersebut dengan sumber-sumbernya.
f.       Interpolasi : selama tidak ada pesang yang membawamakan dalam dan memberi Informasi, tanggung jawab kitalah untuk menyediakan sertamemberikan Data – data dan ide-ide penunjang darilatar belakang pengetahuan danpengalaman kita sendiri untuk mengisi serta memenuhibutir-butir pesan yang kita dengar.
g.      Introspeksi : denagn cara merefleksikan dan menguji informasi baru, kita berupanya   Untuk mempersonalisasikan informasi tersebut dan menerapakannya Pada situasi kita sendiri(Hunt; 1981 : 18-9). Ketujuh tahap di atas belumlah mencakup seluruh jajaran kegiatan menyimak, tetapi sudah mengemukakan suatu metode bagi telaah perilaku menyimak, dan juga merupakan suatu petunjuk bagi pemacahan masalah yang kadang-kadamg timbul dalam proses menyimak. Setelah menelaah ketujuh tahap tersebut bertabah jelaskan bagi kita bahwa menyimak yang baik tidak hanya mendengar pasif, tetapi suatu kegiatan atau aktivitas yang menutut partisipasi,keikusertaan sang penyimak.
Ketujuh tahap di atas, yang dapat kita rumus kan sebagai 7I (tujuh1), dapat kita rangkumkan seperti yang tertera pada
Kita mengetahui kata dalam pendidikan formal di sekolah. Kita para guru, membimbing kegiatan menyimak anak-anak didik kita sehingga daya simak mereka dapat bersifat selektif, bertujuan,tepat,kritis, dan kreatif,seperti juga kita membimbing mereka dalam pertumbuhan dan peningkatan keterampilan membaca,menulis, dan berbicara. Oleh karena itu, kita pun perlu mengetahui jenis-jenis menyimsk, tujuan, serta ciri-cirinya masing-masing.
A.      RAGAM MENYIMAK
Dalam pembicaraan ter dahulu telah dikeukakan bahwa tujuan menyimak adalah memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang hendak di sampaikan sang pembicara melalui ujaran. Ini merupakan tujuan umum. Di samping tujuan umum itu terdapat pula berbagai tujuan khusus yang menyebabkan adanya aneka ragam menyimak, seperti yang terlihat

1.        Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: mendengarkan siaran radio, televisi, percakapan orang di pasar, khotbah di masjid, pengumuman di stasiun kereta api, dan sebagainya. Ada beberapa jenis kegiatan menyimak ekstensif.

a.         Menyimak Sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih utama, sedang anak merupakan peran sasaran.
b.         Menyimak Sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orang lain, suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.
c.         Menyimak Estetika
Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak akan tergugah, sehingga timbul rasa senang terhadap puisi tersebut. Demikian pula pembacaan cerita pendek. Hal ini pernah dilakukan oleh seorang pengarang terkenal Gunawan Mohammad yang sering membacakan cerpen - cerpennya melalui radio. Banyak remaja mendengarkan pembacaan tersebut. Para remaja tampaknya dapat menikmati dan menghayati cerpen yang dibacakan tersebut.
d.        Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik.Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.

2.         Menyimak Intensif
intensif merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Berikut ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan menyimak intensif
(a) menyimak intensif pada dasarnya menyimak. pemahaman,
(b) menyimak Intensif memerlukan tingkat konsentrasi pikiran dan perasaan yang tinggi.
(c) menyimak intensif pada dasarnya memahami bahasa formal, dan
(d) menyimak intensif memerlukan reproduksi materi yang disimak. Agar jelas, hal itu diuraikan dalam penjelasan berikut.

B.       MENYIMAK BERDASARKAN TUJUAN
Menyimak berdasar tujuan memilik banyak jenis bergangtung apa yang ingin di capai dari kegiatan menyimak tersebut secara baris besar, menyimak berdasarkan tujuan dapat dibedakan menjadi berikut.
1.      Menyimak untuk belajar
Menyimak untuk belajar umumnya dilakukan di sekolah, kampus, atau tempa kursusnamun,perli anda ketahui bahwa belajar tidak hanya dilakukan dalam situasiformal, tetapi dapat juga dilakukan dalam situasi nonformal. Dalam hal ini menyimak untuk belajar dapat diartikan sebagai menyimak untuk memperolehpengetahuan secara formal maupun nonformal. Anada tentu tahu, di mana saja kita dapat memperoleh pengetahua secara nonformal dan media-media yang dapat membantu kita dalam rangka memperoleh pengetahuan seara nonformalmelalui kegiatan menyimak.
2.      Menyimak untuk hiburan
Menyimak untuk hiburan mendapat penekanan pada objek atau bahan simakan,Jenis menyimak ini berhubungan dengan dunia pertunjukan. Tujuan dari kegiatan menyimak jenis ini adalah untuk memperoleh hiburan dan menghilangkan rasa jenuh atau kebosanandari ritinnitas sehari-hari. Bahan simakan dapat berupa seni pertunjukan, seperti kesenian tradisional (wayang, lenong, ketoprak),dapat juga seni sastra (cerita atau drama), seni lawak atau humor. Bahan-bahan simakan ini selain dapat disimak melalui media elektronik, seperti radio atau kaset reaman, dapat juga disimak melalui pertunjukan yang disuksikan langsung di suatu arena atau ditonton melalui media televisi atau VCD. Dengan demikian, menyimak jenis ini (menyimak hiburan )banyak di bantu oleh media visual.
3.      Menyimak untuk menilai
Menyimak yang bertujuan untuk menilai banyak dilakukan oleh para juri. Dalam hal ini, menyimak melakukan  tugasnya sebagai hari suatuperlobaan yang biasanya berhubungan dengan bahasa,seperti lomba pidato. Membaca puisi, membaca alquran, dan dapat juga lomba menyanyi Dalam menilai, penyimak yang bertugas menjadijuri memengang pedoman penilaian dan berisi kriteria-kriteria yang di nilai. Misal nya kejelasan lafal,indonasi/ irama. Dan penghayatan.

4.      Menyimak untuk Mengapresiasi
Menyimak jenis ini mirip dengan menyimak untuk hiburan, namun pada menyimak jenis ini ada nilai tambahnya, yaitu penyimakdapat menyertakan perasaannya pada hal-hal yng disimak. Artinyapenyimak dapat berada didalam peritiwaatau bahan yang disimaknya. Jika seseorang menyimaksebuah drama radio,dia merasakan seakan –akan dia yang menjadi  salah satu tokoh drama sebuah. Penyimak dapat merasagembira, sedih,atau mungkin marah sesuai situasi atau suasana yang ada dalam drama . Setelah drama berakhir, penyimak memberi penilaian terhadap drama yang disimaknya. Benar tidak pernilaiannya yang di berikan bergangtung pada pengetahuan penyimak terhadapdrama.

5.      Menyimak untuk memecahkan masalah
Menyimak dalam tujuan memecahkan masalah dapat berujung pada menyimak untuk memperoleh informasi yang berdampak pada pemecahan sutu masalah. Pada menymak jenis ini,seeorang segala memilih bahansimakan dan melakukan kegiatan menyimak dalam rangka memeahakan masalah yang sedang dihadapi. Misal, bu ines ingin mengtahui apa yang dimaksud dengan Quantam Teaching yag sedang ramai dibirakan orang-orang di kalangan pendidikan. Pada suatu ketika sebuah tembaga mengadakam seminar dengan topik tersebut, Bu ines tidak menyia-nyaikan kesempatan itu dia lalu mengikuti seminar tersebut.

C.    PROSES MENYIMAK
Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Dalam proses menyimak pun terdapat hadap-hadap, antara lain:
1.      Tahap mendengar dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas pembicararaannya.  Jadi kita masih berada dalam tahap hearing
2.      Tahap memahami setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pmbicara. Kemudian, sampai lah kita dalam tahap undertading.
3.      Tahap Menginterpretasi penyimak yang baik, yng cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahamiisi ujaran sang pembiara, dia ingin menafsikan ataumenginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu dengan demikian, sang penyimak telah tiba pada tahap interpreting.
4.      Tahap Mengevaluasi etelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicaraan,penyimak punmulailah menilai atau mengevalusi pendapat serta gagasanpembicara mengenaikeunggulan dan kelemahan serta kebaikan dan kekurangan pembicara; dengan demikisn, sudah sampai pada tahap evaluating.
5.      Tahap Menanggapi tahap ini merupakan tajap terakhir dalamkegiatan menyimak. Penyimak menyambut,mencamkan,dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran ataupembicaraannya. Lalu, penyimak pun sampailah pada tahapmenanggapi.
















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Menyimak dengan berkonsentrasi adalah memusatkan pikiran, perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara.
Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari diri sendiri maupun yang berasal dari luar, penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak.
Penyimak yang ideal harus bermotivasi mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat, menyimak secara menyeluruh materi secara utuh dan padu, menghargai pembicara, penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti, sungguh-sungguh, penyimak tidak mudah terganggu, penyimak harus cepat menyesuaikan diri, penyimak harus kenal arah pembicaraan, penyimak harus kontak dengan pembicara, Kontak dengan pembicara, merangku, menilai, merespon Saran
Dalam pembelajaran sangat erat kaitannya antara keterampilan yang satu dengan keterampilan yang lainnya, maka tingkatkanlah semua keterampilan-keterampilan tersebut diantaranya keterampilan membaca, berbicara, menyimak, dan menulis supaya lebih efisien dan efektif.





             


DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Djago. 1998. Keterampilan Menyimak. Bandung : Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. 1997. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
              Bandung : Angkasa
Arifin, Bustanul. 2007 . Menyimak. Jakarta : Universitas terbuka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar