MAKALAH
MENYIMAK
Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah menyimak
Dosen pengampu :
Haerudin, M.Pd
Disusun oleh :
Aldo Ferdianda Guci
Kelas : A3
BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH TANGERANG
KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan kita beribu-ribu nikmat
iman, islam, dan nikmat sehat walafiat sehinnga penulis makalah dapat
menyelesaikan tugas ini dengan sedemikian rupa. Sholawat serta salam kita
curahkan kepada Baginda Nabi Kita Muhhamad SAW. Yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan sampai zaman yang terang seperti sekarang ini.
Makalah
menyimak ini telah saya susun sehingga pembuatan makalah ini selesai tepat
waktu. Untuk itu saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontriusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan keritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini kedepannya.
Akhir
kata saya berharap semoga makalah pembelajaran menyimak terntang metode
pembelajaran menyimak ini semoga dapat memberikan manfaat maupun informasi
terhadap pembaca.
Tangerang, 31 Oktober 2016
Daftar isi
Kata
pengantar ………………………………………………. i
Daftar
isi ……………………………………………………... ii
Bab
l Pendahuluan ……………………………………..……...1
1. Latar
belakang …………………………………………1
2. Rumusan
masalah …………………………………..... 1
3. Manfaat
dan tujuan …………………………………... 1
Bab
II Pembahasan ………………………………………….. 2
A. Pengertian
menyimak ………………………………... 2
B. Tujuan
menyimak ……………………………………. 2
C. Jenis-jenis
menyimak ….………………………………3
D. Tahap-tahap
menyimak …………………………….....5
E. Teknik
pembelajaran menyimak …………………….. 5
F. Faktor-faktor
yang mempengaruhi menyimak .……... 8
Bab
III Penutupan ……………………………………....…… 11
A.
Kesimpulan …………………………………………….11
B.
Saran ……………………………………………………11
Daftar
pustaka ………………………………………………. .12
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Pengajaran bahasa Indonesia
bertujuan memberikan pengetahuan kebahasaan agar murid mampu menguasai bahasa
Indonesia sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan ini maka, pada dasarnya ada
empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh murid secara baik dan
benar sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
yaitu keterampilan menyimak (listening skill) keterampilan berbicara (speaking
skill), keterampilan membaca (reading skill), dan keterampilan menulis
(writing skill).
Dari keempat
keterampilan berbahasa (language skill) yang dikemukakan di atas, hanya
keterampilan menyimak yang akan menjadi perhatian dalam makalah ini karena pada
umumnya pengetahuan diperoleh melalui keterampilan menyimak. Setiap orang
mendengar berita-berita melalui media massa maupun informasi melalui tatap
muka, saat itu telah berlangsung pula kegiatan menyimak. Oleh karena itu,
pengajaran menyimak mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
pembelajaran di sekolah dasar sebab kemampuan menyimak yang baik adalah kondisi
awal untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik.
2.
Rumusan Masalah
Apa yang
dimaksud dengan menyimak?
1. Apa tujuan menyimak?
2. Apa saja jenis menyimak?
3. Apa saja tahap-tahap menyimak?
4. Apa saja teknik pembelajaran
menyimak ?
5. Apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan menyimak?
3.
Manfaat dan Tujuan
Mahasiswa
dapat mengetahui pengertian menyimak
a. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan
menyimak
b. Mahasiswa dapat menyebutkan
jenis-jenis menyimak
c. Mahasiswa dapat memahami tahap-tahap
menyimak
d. Mahasiswa dapat mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi :
1)
kemampuan
siswa menyimak di Sekolah Dasar
2)
Mahasiswa
dapat memahami upaya meningkatkan kemampuan siswa
3)
menyimak
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Menyimak
Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan
mendengarkan. Namun, kalau kita pelajari lebih jauh, ketiga kata itu terdapat
perbedaan pengertian. Mendengar didefinisikan sebagai suatu proses penerimaan bunyi
yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna dan pesan bunyi itu.
Sedangkan menyimak adalah proses mendengar dengan pemahaman dan perhatian
terhadap makna dan pesan bunyi itu. Jadi, di dalam proses menyimak sudah
termasuk mendengar, sebaliknya mendengar belum tentu menyimak. Di dalam bahasa
Inggris terdapat istilah “listening comprehension” untuk menyimak dan “to
hear” untuk mendengar.
Menurut
Poerwadarminta (1984: 941) “Menyimak adalah mendengar atau memerhatikan
baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”.Menyimak merupakan proses
pendengaran, mengenal dan menginterprestasikan lambang-lambang lisan, sedangkan
mendengar adalah suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa
banyak memerhatikan makna itu.
Jika
keterampilan menyimak dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang lain,
seperti keterampilan membaca, maka kedua keterampilan berbahasa ini berhubungan
erat, karena keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Perbedaannya
terletak dalam hal jenis komunikasi. Menyimak berhubungan dengan komunikasi
lisan, sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan,
keduanya mengandung persamaan, yaitu memperoleh informasi, menangkap isi,
memahami makna komunikasi.
Menurut
Tarigan (1993: 20) mengemukakan pengertian menyimak sebagai berikut: menyimak
adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, argumentasi, serta interprestasi untuk memperoleh
informasi, menangkap serta, memahami makna komunikasi yang disampaikan si
pembicara melalui ucapan atau bahasa lisan. Dari uraian di atas, maka dapatlah
ditarik kesimpulan bahwa menyimak adalah mendengarkan serta memerhatikan
baik-baik apa yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan
memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya.Kegiatan menyimak
merupakan kegiatan berbahasa yang cukup kompleks karena melibatkan berbagai
proses menyimak dalam saat yang sama. Pada saat menyimak mendengar bunyi
berbahasa, pada saat itu pula mentalnya aktif bekerja mencoba memahami,
menafsirkan apa yang disampaikan pembicara, dan pada saat itu ia harus
menerima respons. Pada dasarnya respons yang diberikan itu akan terjadi setelah
terjadinya integrasi antara pesan yang didengar dengan latar belakang pengetahuan
dan pengalaman penyimak. Respon itu bisa sama dengan yang dikehendaki pembicara
dan bisa pula tidak sama.dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa hakikat menyimak itu adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses
mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan
proses penyimpanan, serta proses menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu
dengan keseluruhan pengetahuan dan pengalaman.
B.
Tujuan Menyimak
1. Menyimak untuk belajar dimana orang
tersebut bertujan agar ia dapat
2. memperoleh pengetahuan dari bahan
ujaran sang pembicara.
3. Menyimak untuk menikmati dimana
orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari
materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau dipagelarkan (teruatama sekali
dalam bidang seni)
4. Menyimak untuk mengevaluasi dimana
orang menyimak dengan maksud agar ia dapat menilai apa-apa yang dia simak
(baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tidak logis, dan lain-lain)
5. Menyimak untuk mengapresiasi dimana
orang yang menyimak dapat menikmati seta menghargai apa-apa yang disimaknya itu
(misalnya: pembacaan berita, puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan
pendebatan)
6. Menyimak untuk mengkomunikasikan
ide-ide dimana orang yang menyimak bermaksud agar ia dapat menkomunikasikan
ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan
lancar dan tepat.
7. Menyimak untuk membedakan
bunyi-bunyi dimana orang yang menyimak bermaksud agar dia dapat
membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedaskan arti
(distingtif), mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya ini terlihat pada
seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asik mendengarkan ujaran
pembicara asli (native speaker)
8. Menyimak untuk memecahkan masalah
dimana orang yang menyimak bermaksud agar dia dapat memecahkan masalah
secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh
banyak masukan berharga.
9. Menyimak untuk meyakinkan dimana
orang yang menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau
pendapat yang selama ini dia ragukan.
C. Jenis - Jenis
Menyimak
Adapun
jenis-jenis menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (Sutari, 1998: 47)
adalah sebagai berikut:
1. Menyimak ekstensif (extensive
listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal
lebih umum dan lebih bebas terhadap sesuatu bahasa, tidak perlu di bawah
bimbingan langsung seorang guru. Penggunaan yang paling mendasar ialah untuk
menyajikan kembali bahan yang telah diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan
cara yang baru. Selain itu, dapat pula murid dibiarkan mendengar butir-butir
kosakata dan struktur-struktur yang baru bagi murid yang terdapat dalam arus
bahasa yang ada dalam kapasitasnya untuk menanganinya.Pada umumnya, sumber yang
paling baik untuk menyimak ekstensif adalah rekaman yang dibuat guru sendiri,
misalnya rekaman yang bersumber dari siaran radio, televisi, dan sebagainya
Menyimak jenis ini diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Menyimak sosial (social listening) atau menyimak konversasional (conversational
listening) ataupun menyimak sopan (courtens listening) biasanya
berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang mengobrol mengenai
hal-hal yang mrenarik perhatian semua orang dan saling mendengarkan satu sama
lain untuk membuat respons-repons yang pantas, mengikuti detail-detail yang
menarik, dan memerhatikan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang
dikemukakan, dikatakan oleh seorang rekan.Dengan perkataan lain dapat
dikemukakan bahwa menyimak sosial paling sedikit mencakup dua hal, yaitu
perkataan menyimak secara sopan santun dengan penuh perhatian percakapan atau
konversasi dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud. Dan kedua mengerti
serta memahami peranan-peranan pembicara dan menyimak dalam proses komunikasi
tersebut.
b. Menyimak sekunder (secondary
listening)adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan secara
ekstensif (casual listening dan extensive listening)
misalnya, menyimak pada musik yang mengirimi tarian-tarian rakyat terdengar
secara sayup-sayup sementara kita menulis surat pada teman di rumah atau
menikmati musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di
sekolah seperti menulis, pekerjaan tangan dengan tanah liat, membuat sketsa dan
latihan menulis dengan tulisan tangan.
c. Menyimak estetik (aesthetic
listening)disebut juga menyimak apresiatif (apreciational listening)
adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak secara kebetulan dan termasuk ke
dalam menyimak ekstensif, mencakup dua hal yaitu pertama menyimak musik, puisi,
membaca bersama, atau drama yang terdengar pada radio atau
rekaman-rekaman. Kedua menikmati cerita-cerita, puisi, teka-teki, dan
lakon-lakon yang diceritakan oleh guru atau murid-murid.
d. Menyimak pasif (passive listening)
adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasa menandai
upaya-upaya kita saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghapal
luar kepala, berlatih serta menguasai sesuatu bahasa. Salah satu contoh
menyimak pasif adalah penduduk pribumi yang tidak bersekolah lancar berbahasa
asing.
2. Menyimak intensif (intensive
listening) adalah menyimak yang diarahkan pada suatu yang jauh lebih
diawasi, dikontrol, terhadap suatu hal tertentu. Dalam hal ini harus diadakan
suatu pembagian penting yaitu diarahkan pada butir-butir bahasa sebagai bagian dari
program pengajaran bahasa atau pada pemahaman serta pengertian umum. Jelas
bahwa dalam kasus yang kedua ini maka bahasa secara umum sudah diketahui oleh
para murid.
a. Menyimak kritis (critical
listening)adalah sejenis kegiatan menyimak yang di dalamnya sudah terlihat kurangnya atau
tiadanya keaslian ataupun kehadiran prasangka serta ketidaktelitian yang akan
diamati. Murid-murid perlu banyak belajar mendengarkan, menyimak secara kritis
untuk memperoleh kebenaran.
b. Menyimak konsentratif (consentrative
listening) sering juga disebut study-type listeningatau
menyimak yang merupakan jenis telaah. Kegiatan-kegiatan tercakup dalam menyimak
konsentratif antara lain: menyimak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk serta
menyimak urutan-urutan ide, fakta-fakta penting, dan sebab akibat.
c. Menyimak kreatif (Creative
listening)adalah jenis menyimak yang mengakibatkan dalam pembentukan atau
rekonstruksi seorang anak secara imaginatif kesenangan-kesenangan akan bunyi,
visual atau penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan oleh apa-apa didengarnya.
d. Menyimak introgatif (introgative
listening)adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak
konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan, karena si penyimak
harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini
si penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan
informasi atau mengenai jalur khusus.
e. Menyimak penyelidikan (exploratory
listening) adalah sejenis menyimak intensif dengan maksud dan yang agak lebih singkat. Dalam
kegiatan menyimak seperti ini si penyimak menyiagakan perhatiannya untuk
menemukan hal-hal baru yang menarik perhatian dan informasi tambahan mengenai
suatu topik atau suatu pergunjingan yang menarik.
f. Menyimak selektif (selective
listening)berhubungan erat dengan menyimak pasif. Betapapun efektifnya
menyimak pasif itu tetapi biasanya tidak dianggap sebagai kegiataan yang
memuaskan. Oleh karena itu menyimak sangat dibutuhkan. Namun demikian, menyimak
selektif hendaknya tidak menggantikan menyimak pasif, tetapi justru
melengkapinya. Penyimak harus memanfaatkan kedua teknik tersebut. Dengan
demikian, berarti mengimbangi isolasi kultural kita dari masyarakat bahasa
asing itu dan tendensi kita untuk menginterpretasikan.
D. Tahap -
Tahap Menyimak
a. Isolasi : Pada tahap ini sang
penyimak mencatat aspek-aspek individual kata lisan dan memisah-memisahkan atau
mengisolasikan bunyi-bunyi, ide-ide, fakta-fakta, organisasi-organisasi khusus,
begitu pula stimulus-stimulus lainnya.
b. Identifikasi : Sekali stimulus
tertentu telah dapat dikenal maka suatu makna, atau identifikasi pun
diberikan kepada setiap butir yang berdikari itu.
c.
Integrasi:
Kita mengintegrasikan atau menyatupadukan apa yang kita dengar informasi lain
yang telah kita simpan dan rekam dalam otak kita. Oleh karena itulah maka
pengetahuan umum sangat penting dalam tahap ini. Karena kalau proses menyimak
berlangsung, kita harus terlebih dahulu harus mempunyai beberapa latar belakang
atau pemahaman mengenai bidang pokok pesan tertentu. Kalau kita tidak memiliki
bahan penunjang yang dapat dipergunakan untuk mengintegrasikan informasi yang
baru itu, maka jelas kegiatan menyimak itu akan menemui kesulitan atau kendala.
d. Inspeksi: Pada tahap ini, informasi
baru yang telah kita terima dikontraskan dan dibandingkan dengan segala
informasi yang telah kita miliki mengenai hal tersebut. Proses ini akan menjadi
paling mudah berlangsung kalau informasi baru justru menunjang prasangka atau
atau prakonsepsi kita. Akan tetapi, kalau informasi baru itu bertentangan
dengan ide-ide kita sebelumnya mengenai sesuatu, maka kita harus mencari serta
memilih hal-hal mana dari informasi itu yang lebih mendekati kebenaran.
e.
Interprestasi:
Pada tahap ini, kita secara aktif mengevaluasi apa-apa yang kita dengar dan
menelusuri dari mana datangnya semua itu. Kita pun mulailah menolak dan
menyetujui, mengakui dan mempertimbangkan informasi tersebut berikut
sumber-sumbernya.
E. Teknik Pembelajaran Menyimak
Teknik
pembelajaran menyimak dapat dilakukan dengan cara:
1.
Simak-ulang
ucap (memperkenalkan bunyi bahasa dengan cara mengucapkannya). Model ucapan
yang diperdengarkan, disimak, dan ditiru oleh siswa. Model ucapan dapat berupa
ucapan fonem, kata, kalimat, ungkapan, peribahasa, puisi pendek, kata-kata
mutiara, semboyan dan sebagainya.
Contoh:
Kata-kata mutiara.
Guru : Bermimpilah tentang apa yang ingin
kamu impikan, pergilah ke tempat tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang
kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan
untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
Siswa
: Bermimpilah tentang apa yang
ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti
yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu
kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
2. Dengar dan Kerjakan
Model ucapan
berisi perintah diperdengarkan. Siswa menyimak dan memberikan reaksi dalam
bentuk tindakan.
Contoh:
Guru :
Bacalah artikel berikut dengan saksama!
Siswa
: (membaca artikel dengan saksama).
3. Menemukan Benda
Guru
menyiapkan sejumlah benda. Benda itu sebaiknya yang sudah dikenal siswa.
Benda-benda dimasukkan ke dalam kotak terbuka. Guru menyebutkan nama benda,
siswa mencari bendanya dalam kotak dan menunjukkan kepada guru atau temannya.
4. Bisik berantai
Guru
membisikkan kalimat kepada siswa yang duduk paling depan. Siswa tersebut
menyampikan kalimat tadi dengan cara membisikannya ke telinga murid berikutnya.
Demikian seterusnya sampai murid terakhir. Siswa terakhir mengucapkan kalimat
itu dengan suara nyaring. Boleh juga menuliskannya di papan tulis. Guru
memeriksa benar tidaknya.
Contoh:
Guru : Pada saat apel Aji membawa
apel untuk pacarnya
Siswa A : Pada saat apel Aji membawa apel
untuk pacarnya
Siswa C : Pada saat apel Aji membawa apel
untuk pacarnya
Siswa B : Pada saat apel Aji membawa apel
untuk pacarnya.
5. Menyelesaikan Cerita
Kelas dibagi
atas beberapa kelompok. Satu kelompok beranggotakan empat orang. Orang pertama
dalam satu kelompok bercerita, tetapi ceritanya beru sebagian; dilanjutkan
dengan oleh anggota kedua, dan ketiga, kemudian disudahi oleh siswa terakhir.
Contoh.
Siswa
1 : Saya pulang sekolah. Waktu itu cuaca
cerah. Dalam perjalanan saya melihat jalan-jalan dan pohon-pohon basah semua.
Pekarangan pun tampak becek. Bahkan di sana-sini air kecoklatan tampak
menggenang. Air kali.....
Siswa
2 : Melanjutkan cerita itu...
6. Identifikasi kata kunci (kalimat
yang panjang dapat dicari dengan beberapa kata kunci yang terdapat dalam
kalimat) Melalui kata-kata kunci itu kita sampai pada isi singkat bahan
simakan.
Guru
: Adanya pendidikan nonformal merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan bagi mereka yang belum sempat mengenyam pendidikan formal.
Siswa
: (Mengidentifikasi kata-kata kunci); pendidikan nonformal itu salah satu upaya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
7. Identifikasi Kalimat Topik
Memahami
teks lisan yang berupa wacana atau paragraf dapat melalui identifikasi kalimat
topik atau pikiran utama. Pikiran utama biasanya berada pada permulaan paragraf
atau akhir paragraf.
Contoh:
Guru :
(Memutar rekaman atau membacakan paragraf berikut)
(1) Budaya daerah yang beraneka ragam merupakan kekayaan bangsa.
(2) Dari keanekaragaman tersebut masih tampak adanya persamaan.
(3) Keanekaragaman budaya memang wajar karena kebudayaan itu masing-masing
dikembangkan sesuai tuntutan lingkungan dan kebutuhan individual.
(4) Keanekaragaman itu akhirnya menuju pada kesatuan karena pada dasarnya
bangsa Indonesia adalah satu.
Siswa :
(mengidentifikasi kalimat topik)
Budaya daerah yang beraneka ragam merupakan kekayaan bangsa.
8. Merangkum
Menyimak bahan simakan yang relatif panjang dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Salah satu diantaranya dengan cara menyingkat atau merangkum isinya dalam
beberapa kalimat. Merangkum berarti membuat bahan simakan yang panjang
menjadi sedikit mungkin. Namun, yang sedikit itu dapat mewakili yang
panjang.
Guru
: Dengarkan baik-baik wacana berikut!
Kelebihan Laut
Sebagai tempat
hidup, laut mempunyai kelebihan dibandingkan darat. Kelebihan-kelebihan laut,
antara lain suhu yang berubah ubah, dukungan yang lebih banyak untuk melawan
gravitasi bumi, dan air yang cukup tersedia. Dengan air yang cukup
tersebut, makhluk hidup di laut dapat menyerap air lansung masuk ke
sistem tubuh. Makhluk hidup di laut dapat memperoleh oksigen dan karbon.
Siswa : (Membuat
rangkuman)
Kelebihan-kelebihan laut: suhu yang berubah ubah, dukungan yang lebih
banyak untuk melawan gravitasi bumi, dan air yang cukup tersedia.
9. Parafrase (Guru memperdengarkan
puisi, siswa menceritakan isi puisi)
Suatu cara yang biasa digunakan untuk memahami isi puisi
ialah dengan cara mengutarakan isi puisi itu dengan kata-kata sendiri dalam
bentuk prosa. Puisi yang sudah direkam atau dibacakan guru diperdengarkan
kepada siswa. Mereka menyimak isinya dan mengutarakan kembali dalam bentuk
prosa.
Contoh :
Guru : Dengarkan baik-baik pembacaan puisi berikut ini. Simak isinya,
setelah itu susun kembali dalam bentuk prosa!
Pagi-Pagi
Teja dan
cerawat telah gemilang
Memuramkan
bintang mulia raya
Menjadi
pudar dalam cahaya
Timbul
tenggelam berulang-ulang
Fajar
di timur datang menjelang
Membawa pertama ke atas dunia
Seri berseri sepantun mutia
Berbagai warna bersilang-silang
Lambat laun
serta berdandan
Timbullah
matahari dengan perlahan
Menyinari
bumi dengan keindahan
Segala
bunga harumkan pandan
Kembang terbuka gabus gubahan
Dibasahi embun titik di dahan
Siswa
: (Menyusun parafrase)
10. Menjawab Pertanyaan
Cara lain untuk mengajarkan cara menyimak yang efektif ialah melalui latihan
menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa, di mana, dan bilamana.
Pertanyaa-pertanyaan itu diajukan atas dengan mengacu pada bahan simakan yang
telah diperdengarkan kepada siswa.
F. Faktor
yang Mempengaruhi dalam Menyimak
- Faktor
Fisik
Kondisi
fisik dan lingkungan fisik penyimak merupakan faktor yang penting dalam
menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak.
- Faktor
Psikologis
Faktor
psikologis melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi, yaitu faktor-faktor
psikologis dalam menyimak. Faktor-faktor ini antara lain mencakup masalah-masalah:
1) Prasangka dan kurangnyasimpati terhadap para pembicara dengan aneka
sebab dan alasan
2) Keegosentrisan dan keasyikan terhdap minat pribadi serta masalah pribadi serta masalah
pribadi
3) Kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang luas
4) Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama
sekali pada pokok pembicaraan
5) Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap pokok
pembicaraan, atau terhadap sang pembicara.
Sebagian
atau semua faktor tersebut diatas dapat mempengaruhi kegiatan menyimak kearah
yang merugikan yang tidak kita ingini, dan hal ini mempunyai akibat yang buruk
bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para siswa. Dalam hal-hal seperti
inilah para guru harus menampilkan fungsi bimbingan dan penyuluhan serta mencoba
memperbaiki kondisi-kondisi yang merugikan tersebut.
Guru juga
harus mempertinggi serta memperkuat sifat ketanpaprasangkaan, kewajaran yang
tidak berat sebelah, serta sifat yang tidak mementingkan diri sendiri; dan
mencoba untuk memberikanserta mengadakan suatu latar belakang yang bersifat
merangsang minat yang akan bertindak sebagai suatu keadaan yang menguntungkan
bagi menyimak responsif.
Sebaliknya
faktor-faktor psikologis ini pun mungkin pula sangat menguntungkan bagi
kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, misalnya; pengalaman-pengalaman masa
lalu yang sangat menyenangkan, yang telah menentukan minat-minat dan
pilihan-pilihan, kepandaian yang beranekaragam dan lain- lainnya, kalau
dihubungkan dengan suatu bidang diskusi jelas merupakan pengaruh-pengaruh baik
bagi kegiatan menyimak yang mengasyikan, yang memukau dan menarik hati.
Tabel
perbedaan Gaya Menyimak berdasarkan perbedaan Jenis kelamin
Perbedaan
gaya Menyimak
|
|
Pria
|
Wanita
|
Objektif
|
Subjektif
|
Aktif
|
Pasif
|
Keras Hati
|
Simpatik
|
Analisis
|
Difusif
|
Rasional
|
Sensitif
|
Tidak mau
mundur
|
Mudah
terpengaruh
|
Netral
|
Cenderung
memihak
|
Intrusif
|
Mudah
mengalah
|
Berdikari
|
Reseptif
|
Swasembada
|
Bergantung
|
Menguasai
Emosi
|
Emosional
|
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa teknik
pembelajaran adalah cara-cara atau siasat yang di lakukan oleh guru dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk mendapat hasil yang optimal. Teknik
pembelajaran di tentukan berdasarkan metode yang digunakan menurut pendekatan
yang dianut. Teknik pembelajaran tersebut meliputi teknik pembelajaran bahasa
lisan dan teknik pembelajaran bahasa tulisan.
Menyimak adalah suatu rentetan proses, mulai dari
proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil
penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses menghubung-hubungkan hasil
penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan pengalaman.Tujuan menyimak
yaitu agar orang yang mendengarkan dapat memperoleh pengetahuan atau informasi
mengenai hal tertentu dari berita atau cerita yang di dengar.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Brata, M. (2010). Keterampilan
Menyimak. [Online]. Tersedia: http://mbahbrata-edu.blogspot.com/2010/04/keterampilan-menyimak.html [31 Maret 2015].
Fajrin. (2010). Teknik
Pendidikan Bahasa di Kelas Rendah. [Online]. Tersedia: http://fajrinstation.blogspot.com/2010/04/teknik-pendidikan-bahasa-di-kelas.html [31 Maret 2015].
Octaviani, F.P., (2013). Teknik
Pembelajaran Menyimak. [Online]. Tersedia: http://zonafiyora.blogspot.com/2013/02/teknik-pembelajaran-menyimak.html [31 Maret 2015].
Setyaningrum, Y. (2013). Kemampuan
Menyimak di SD. [Online]. Tersedia: http://yurishandcraft.blogspot.com/2013/12/kemampuan-menyimak-di-sd_15.html [31 Maret 2015].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar