MAKALAH
MENYIMAK
Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah menyimak
Dosen pengampu :
Haerudin, M.Pd
Disusun oleh :
Aji Juniarsyah
Nabawi
Kelas : A3
BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH TANGERANG
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan taufik dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah dengan judul “Jenis-jenis menyimak intensif”.
Sholawat teriring salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah
hingga zaman yang terang benderang.
Tujuan dibuatnya makalah ini diharapkan
agar dijadikan sebagai wawasan kita terhadap mata kuliah “ MENYIMAK” sesuai
dengan tema yang kami angkat. Penyusun telah berusaha demi keberhasilan dan
kesempurnaan makalah ini. Namun, kami merasa masih terlalu banyak
kekurangan.Oleh karena itu, kami mohon kritikan dan saran yang membangun baik
dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan mahasiswa.
Tidak lupa
penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian Makalah ini, semoga dengan apa yang ada dalam Makalah ini
dapat memberi manfaat bagi kita semua. Amiin ...
Daftar isi
Kata
pengantar ………………………………………………. i
Daftar
isi ……………………………………………………... ii
Bab
l Pendahuluan ……………………………………..……...1
1. Latar
belakang …………………………………………1
2. Rumusan
masalah …………………………………..... 1
3. Manfaat
dan tujuan …………………………………... 1
Bab
II Pembahasan ………………………………………….. 2
A. Pengertian
menyimak ………………………………... 2
B. Tujuan
menyimak ……………………………………. 2
C. Jenis-jenis
menyimak ….………………………………3
D. Tahap-tahap
menyimak …………………………….....6
E. Teknik
pembelajaran menyimak …………………….. 6
F. Faktor-faktor
yang mempengaruhi menyimak .……... 9
Bab
III Penutupan ……………………………………....…… 11
A.
Kesimpulan …………………………………………….12
B.
Saran ……………………………………………………12
Daftar
pustaka ………………………………………………. .13
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Pengajaran
bahasa Indonesia bertujuan memberikan pengetahuan kebahasaan agar murid mampu
menguasai bahasa Indonesia sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan ini maka, pada
dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh murid secara
baik dan benar sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), yaitu keterampilan menyimak (listening skill) keterampilan
berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill),
dan keterampilan menulis (writing skill).
Dari keempat
keterampilan berbahasa (language skill) yang dikemukakan di atas, hanya
keterampilan menyimak yang akan menjadi perhatian dalam makalah ini karena pada
umumnya pengetahuan diperoleh melalui keterampilan menyimak. Setiap orang
mendengar berita-berita melalui media massa maupun informasi melalui tatap
muka, saat itu telah berlangsung pula kegiatan menyimak. Oleh karena itu,
pengajaran menyimak mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
pembelajaran di sekolah dasar sebab kemampuan menyimak yang baik adalah kondisi
awal untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik.
2.
Rumusan Masalah
Apa yang
dimaksud dengan menyimak?
1. Apa tujuan menyimak?
2. Apa saja jenis menyimak?
3. Apa saja tahap-tahap menyimak?
4. Apa saja teknik pembelajaran
menyimak ?
5. Apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan menyimak?
3.
Manfaat dan Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui pengertian menyimak
a. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan
menyimak
b. Mahasiswa dapat menyebutkan
jenis-jenis menyimak
c. Mahasiswa dapat memahami tahap-tahap
menyimak
d. Mahasiswa dapat mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi :
1)
kemampuan
siswa menyimak di Sekolah Dasar
2)
Mahasiswa
dapat memahami upaya meningkatkan kemampuan siswa
3)
menyimak
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Menyimak
Menyimak
sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan. Namun, kalau kita
pelajari lebih jauh, ketiga kata itu terdapat perbedaan pengertian. Mendengar
didefinisikan sebagai suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa
banyak memerhatikan makna dan pesan bunyi itu. Sedangkan menyimak adalah proses
mendengar dengan pemahaman dan perhatian terhadap makna dan pesan bunyi itu.
Jadi, di dalam proses menyimak sudah termasuk mendengar, sebaliknya mendengar
belum tentu menyimak. Di dalam bahasa Inggris terdapat istilah “listening
comprehension” untuk menyimak dan “to hear” untuk mendengar.
Menurut
Poerwadarminta (1984: 941) “Menyimak adalah mendengar atau memerhatikan
baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”.Menyimak merupakan proses
pendengaran, mengenal dan menginterprestasikan lambang-lambang lisan, sedangkan
mendengar adalah suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa
banyak memerhatikan makna itu.
Jika
keterampilan menyimak dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang lain,
seperti keterampilan membaca, maka kedua keterampilan berbahasa ini berhubungan
erat, karena keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Perbedaannya
terletak dalam hal jenis komunikasi. Menyimak berhubungan dengan komunikasi
lisan, sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan,
keduanya mengandung persamaan, yaitu memperoleh informasi, menangkap isi,
memahami makna komunikasi.
Menurut
Tarigan (1993: 20) mengemukakan pengertian menyimak sebagai berikut: menyimak
adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, argumentasi, serta interprestasi untuk memperoleh
informasi, menangkap serta, memahami makna komunikasi yang disampaikan si
pembicara melalui ucapan atau bahasa lisan. Dari uraian di atas, maka dapatlah
ditarik kesimpulan bahwa menyimak adalah mendengarkan serta memerhatikan
baik-baik apa yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan
memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya.Kegiatan menyimak
merupakan kegiatan berbahasa yang cukup kompleks karena melibatkan berbagai
proses menyimak dalam saat yang sama. Pada saat menyimak mendengar bunyi
berbahasa, pada saat itu pula mentalnya aktif bekerja mencoba memahami,
menafsirkan apa yang disampaikan pembicara, dan pada saat itu ia harus
menerima respons. Pada dasarnya respons yang diberikan itu akan terjadi setelah
terjadinya integrasi antara pesan yang didengar dengan latar belakang pengetahuan
dan pengalaman penyimak. Respon itu bisa sama dengan yang dikehendaki pembicara
dan bisa pula tidak sama.dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa hakikat menyimak itu adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses
mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan
proses penyimpanan, serta proses menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu
dengan keseluruhan pengetahuan dan pengalaman.
B.
Tujuan Menyimak
1. Menyimak untuk belajar dimana orang
tersebut bertujan agar ia dapat
2. memperoleh pengetahuan dari bahan
ujaran sang pembicara.
3. Menyimak untuk menikmati dimana
orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari
materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau dipagelarkan (teruatama sekali
dalam bidang seni)
4. Menyimak untuk mengevaluasi dimana
orang menyimak dengan maksud agar ia dapat menilai apa-apa yang dia simak
(baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tidak logis, dan lain-lain)
5. Menyimak untuk mengapresiasi dimana
orang yang menyimak dapat menikmati seta menghargai apa-apa yang disimaknya itu
(misalnya: pembacaan berita, puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan
pendebatan)
6. Menyimak untuk mengkomunikasikan
ide-ide dimana orang yang menyimak bermaksud agar ia dapat menkomunikasikan
ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan
lancar dan tepat.
7. Menyimak untuk membedakan
bunyi-bunyi dimana orang yang menyimak bermaksud agar dia dapat
membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedaskan arti
(distingtif), mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya ini terlihat pada
seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asik mendengarkan ujaran
pembicara asli (native speaker)
8. Menyimak untuk memecahkan masalah
dimana orang yang menyimak bermaksud agar dia dapat memecahkan masalah
secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh
banyak masukan berharga.
9. Menyimak untuk meyakinkan dimana
orang yang menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau
pendapat yang selama ini dia ragukan.
C. Jenis - Jenis
Menyimak
Adapun
jenis-jenis menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (Sutari, 1998: 47)
adalah sebagai berikut:
1. Menyimak ekstensif (extensive
listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal
lebih umum dan lebih bebas terhadap sesuatu bahasa, tidak perlu di bawah
bimbingan langsung seorang guru. Penggunaan yang paling mendasar ialah untuk
menyajikan kembali bahan yang telah diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan
cara yang baru. Selain itu, dapat pula murid dibiarkan mendengar butir-butir
kosakata dan struktur-struktur yang baru bagi murid yang terdapat dalam arus
bahasa yang ada dalam kapasitasnya untuk menanganinya.Pada umumnya, sumber yang
paling baik untuk menyimak ekstensif adalah rekaman yang dibuat guru sendiri,
misalnya rekaman yang bersumber dari siaran radio, televisi, dan sebagainya
Menyimak jenis ini diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Menyimak sosial (social listening) atau menyimak konversasional (conversational
listening) ataupun menyimak sopan (courtens listening) biasanya
berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang mengobrol mengenai
hal-hal yang mrenarik perhatian semua orang dan saling mendengarkan satu sama
lain untuk membuat respons-repons yang pantas, mengikuti detail-detail yang
menarik, dan memerhatikan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang
dikemukakan, dikatakan oleh seorang rekan.Dengan perkataan lain dapat
dikemukakan bahwa menyimak sosial paling sedikit mencakup dua hal, yaitu
perkataan menyimak secara sopan santun dengan penuh perhatian percakapan atau
konversasi dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud. Dan kedua mengerti
serta memahami peranan-peranan pembicara dan menyimak dalam proses komunikasi
tersebut. Menyimak secara kebetulan seperti itu sangat penting sepanjang hidup kita
dan dapat dikatakan mempunyai beberapa fase, yaitu:
1.) Menymak sosial,
2.) Menyimak skunder, dan
3.) Menyimak estetik.
Dengan
perkataan lain dapat dikemukakan bahwa menyimak
sosial paling sedikit mencakup dua hal, yaitu:
(i)
Menyimak secara sopan santun
dan dengan penuh perhatian terhadap percakapan atau obrolan dalam
situasi-situasi sosial dengan suatu maksud
(ii)
Menyimak serta memahami peranan-peranan
pembicara dan penyimak dalam proses komunikasi tersebut (Anderson; 1972:69). Orang-orang yang dapat menaati kedua hal
tersebut dikatakan sebagai anggota-anggota masyarakat yang baik.
b. Menyimak sekunder (secondary
listening) adalah
sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan secara ekstensif (casual listening dan extensive
listening)
Berikut ini dua buah contoh menyimak sekunder:
1.) Menyimak pada musik yang mengiringi ritme-ritme atau tari-tarian rakyat di
sekolah dan pada acara-acara radio yang terdengar sayup-sayup sementara kita
menulis surat pada seorang teman yang di rumah.
2.) Sambil menikmati music, kita ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di
sekolah seperti melukis, hasta karya tanah liat, membuat sketsa, dan latihan menulis indah (Dawson [et all]
c. Menyimak estetik (aesthetic
listening) disebut juga
menyimak apresiatif (apreciational listening) adalah fase terakhir dari
kegiatan menyimak secara kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif,
Menyimak estetik mencakup dua
hal yaitu:
1.) menyimak musik, puisi, membaca
bersama, atau drama yang terdengar pada radio atau rekaman-rekaman.
2.) menikmati cerita-cerita, puisi,
teka-teki, dan lakon-lakon yang diceritakan oleh guru atau murid-murid.
d. Menyimak pasif (passive listening)
adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasa menandai
upaya-upaya kita saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghapal
luar kepala, berlatih serta menguasai sesuatu bahasa. Salah satu contoh
menyimak pasif adalah penduduk pribumi yang tidak bersekolah lancar berbahasa
asing.
2. Menyimak intensif (intensive
listening) adalah menyimak yang diarahkan pada suatu yang jauh lebih
diawasi, dikontrol, terhadap suatu hal tertentu. Dalam hal ini harus diadakan
suatu pembagian penting yaitu diarahkan pada butir-butir bahasa sebagai bagian
dari program pengajaran bahasa atau pada pemahaman serta pengertian umum. Jelas
bahwa dalam kasus yang kedua ini maka bahasa secara umum sudah diketahui oleh
para murid. Dalam hal ini haruslah diadakan suatu pembagian penting, sebagai berikut:
a) Menyimak intensif ini terutama sekali dapat diarahkan sebagai bagian dari
program pengajaran bahasa, atau
b) Terutama sekali dapat diarahkan pada pemahaman serta pengertian secara
umum. Jelas bahwa dalam butir kedua ini makna bahasa secara umum sudah
diketahui oleh para siswa
a. Menyimak kritis (critical
listening) adalah
sejenis kegiatan menyimak yang di dalamnya
sudah terlihat kurangnya atau tiadanya keaslian ataupun kehadiran prasangka
serta ketidaktelitian yang akan diamati. Murid-murid perlu banyak belajar
mendengarkan, menyimak secara kritis untuk memperoleh kebenaran. Secara agak terperinci kegiatan-kegiatan yang mencakup dalam menyimak
kritis, yaitu:
1) Memperhatikan kebisaan-kebiasaan ujaran yang tepat, kata, pemakaian kata,
unsure-unsur kalimatnya;
2) Menentukan alas an “mengapa”;
3) Memahami aneka makna petunjuk konteks;
4) Membedakan fakta dari fantasi, yang relevan dari yang tidak relevan;
5) Membuat keputusan-keputusan;
6) Menarik kesimpulan-kesimpulan;
7) Menemukan jawaban bagi masalah tertentu;
8) Menentukan informasi baru atau informasi tambahan bagi suatu topic;
9) Menafsirkan, menginterperetasikan ungkapan, idiom, dan bahasa ang belum
umum atau belum lazim dipakai;
10) Bertindak objektif dan evaluatif untuk menentukan keaslian, kebenaran, atau
adanya prasangka atau kecerobohan, kekurangantelitian, serta kekeliruan (Anderson, 1972:70)
b. Menyimak konsentratif (consentrative
listening) sering juga disebut study-type listeningatau
menyimak yang merupakan jenis telaah. Kegiatan-kegiatan tercakup dalam menyimak
konsentratif antara lain: menyimak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk serta
menyimak urutan-urutan ide, fakta-fakta penting, dan sebab akibat. Kegiatan-kegiatan yang mencakup dalam menyimak konsentratif ini, yaitu:
1) Mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan;
2) Mencari dan merasakan hubungan-hubungan, seperti kelas, tempat, kualitas,
waktu, urutan, serta ebab-akibat;
3) Mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu;
4) Merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran, ataupun
pengorganisasiannya.
5) Memahami urutan ide-ide sang pembicara;
6) Mencari dan mencatat fakta-fakta penting (Anderson 1972:70; Dawson [et all], 1963:153)
c. Menyimak kreatif (Creative
listening) adalah jenis
menyimak yang mengakibatkan dalam pembentukan atau rekonstruksi seorang anak
secara imaginatif kesenangan-kesenangan akan bunyi, visual atau penglihatan,
gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan oleh apa-apa didengarnya. Kegiatan yang mencakup dalam menyimak kraeatif ini, yaitu:
1) Menghubungkan atau mengasosiasikan makna–makna dengan segala jenis
pengalaman menyimak;
2) Membangun atau merekonstruksikan imaji-imaji visual dengan baik, semtara
menyimak;
3) Menyesuaikan atau mengadaptasikan imaji dengan pikiran imajinatif untuk
menciptakan karya baru dalam tulisan, lukisan, dan pemetasan;
4) Mencapai penyelesaian atau pemecahan masalah-masalah serta sekaligus
memeriksa dan menguji hasil-hasil pemecahan atau penyelesaian tersebut (Anderson, 1972:70)
d. Menyimak introgatif (introgative
listening) adalah
sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi,
pemusatan perhatian dan pemilihan, karena si penyimak harus mengajukan
pertanyaan-pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini si penyimak
mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi atau
mengenai jalur khusus. Dalam kegiatan menyimak
seperti ini sang penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menjelajahi serta
menemukan:
1) Hal-hal baru yang menarik perhatian
2) Informasi tambahan mengenai suatu topic. Dan
3) Isu, perngunjingan, atau buah mulut yang menarik.
e. Menyimak penyelidikan (exploratory
listening) adalah sejenis menyimak intensif dengan maksud dan yang agak lebih singkat. Dalam kegiatan
menyimak seperti ini si penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menemukan
hal-hal baru yang menarik perhatian dan informasi tambahan mengenai suatu topik
atau suatu pergunjingan yang menarik.
f. Menyimak selektif (selective
listening) berhubungan
erat dengan menyimak pasif. Betapapun efektifnya menyimak pasif itu tetapi
biasanya tidak dianggap sebagai kegiataan yang memuaskan. Oleh karena itu
menyimak sangat dibutuhkan. Namun demikian, menyimak selektif hendaknya tidak
menggantikan menyimak pasif, tetapi justru melengkapinya. Penyimak harus
memanfaatkan kedua teknik tersebut. Dengan demikian, berarti mengimbangi
isolasi kultural kita dari masyarakat bahasa asing itu dan tendensi kita untuk
menginterpretasikan.
D. Tahap - Tahap Menyimak
a.
Isolasi : Pada
tahap ini sang penyimak mencatat aspek-aspek individual kata lisan dan
memisah-memisahkan atau mengisolasikan bunyi-bunyi, ide-ide, fakta-fakta,
organisasi-organisasi khusus, begitu pula stimulus-stimulus lainnya.
b.
Identifikasi
: Sekali stimulus tertentu telah dapat dikenal maka suatu makna, atau
identifikasi pun diberikan kepada setiap butir yang berdikari itu.
c.
Integrasi:
Kita mengintegrasikan atau menyatupadukan apa yang kita dengar informasi lain
yang telah kita simpan dan rekam dalam otak kita. Oleh karena itulah maka
pengetahuan umum sangat penting dalam tahap ini. Karena kalau proses menyimak
berlangsung, kita harus terlebih dahulu harus mempunyai beberapa latar belakang
atau pemahaman mengenai bidang pokok pesan tertentu. Kalau kita tidak memiliki
bahan penunjang yang dapat dipergunakan untuk mengintegrasikan informasi yang
baru itu, maka jelas kegiatan menyimak itu akan menemui kesulitan atau kendala.
d.
Inspeksi:
Pada tahap ini, informasi baru yang telah kita terima dikontraskan dan
dibandingkan dengan segala informasi yang telah kita miliki mengenai hal
tersebut. Proses ini akan menjadi paling mudah berlangsung kalau informasi baru
justru menunjang prasangka atau atau prakonsepsi kita. Akan tetapi, kalau
informasi baru itu bertentangan dengan ide-ide kita sebelumnya mengenai
sesuatu, maka kita harus mencari serta memilih hal-hal mana dari informasi itu
yang lebih mendekati kebenaran.
e.
Interprestasi:
Pada tahap ini, kita secara aktif mengevaluasi apa-apa yang kita dengar dan
menelusuri dari mana datangnya semua itu. Kita pun mulailah menolak dan
menyetujui, mengakui dan mempertimbangkan informasi tersebut berikut
sumber-sumbernya.
E. Teknik Pembelajaran Menyimak
Teknik
pembelajaran menyimak dapat dilakukan dengan cara:
1.
Simak-ulang
ucap (memperkenalkan bunyi bahasa dengan cara mengucapkannya). Model ucapan
yang diperdengarkan, disimak, dan ditiru oleh siswa. Model ucapan dapat berupa
ucapan fonem, kata, kalimat, ungkapan, peribahasa, puisi pendek, kata-kata
mutiara, semboyan dan sebagainya.
Contoh:
Kata-kata mutiara.
Guru :
Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat tempat kamu
ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki
satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu
lakukan.
Siswa
: Bermimpilah tentang apa yang
ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti
yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu
kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
2. Dengar dan Kerjakan
Model ucapan berisi perintah
diperdengarkan. Siswa menyimak dan memberikan reaksi dalam bentuk tindakan.
Contoh:
Guru : Bacalah artikel berikut
dengan saksama!
Siswa :
(membaca artikel dengan saksama).
3. Menemukan Benda
Guru menyiapkan sejumlah benda.
Benda itu sebaiknya yang sudah dikenal siswa. Benda-benda dimasukkan ke dalam
kotak terbuka. Guru menyebutkan nama benda, siswa mencari bendanya dalam kotak
dan menunjukkan kepada guru atau temannya.
4. Bisik berantai
Guru membisikkan kalimat kepada
siswa yang duduk paling depan. Siswa tersebut menyampikan kalimat tadi dengan
cara membisikannya ke telinga murid berikutnya. Demikian seterusnya sampai
murid terakhir. Siswa terakhir mengucapkan kalimat itu dengan suara nyaring.
Boleh juga menuliskannya di papan tulis. Guru memeriksa benar tidaknya.
Contoh:
Guru :
Pada saat apel Aji membawa apel untuk pacarnya
Siswa A : Pada saat apel Aji membawa apel untuk pacarnya
Siswa C : Pada saat apel Aji membawa apel untuk pacarnya
Siswa B : Pada saat apel Aji membawa apel untuk pacarnya.
5. Menyelesaikan Cerita
Kelas dibagi atas beberapa kelompok.
Satu kelompok beranggotakan empat orang. Orang pertama dalam satu kelompok
bercerita, tetapi ceritanya beru sebagian; dilanjutkan dengan oleh anggota
kedua, dan ketiga, kemudian disudahi oleh siswa terakhir.
Contoh.
Siswa
1 : Saya pulang sekolah. Waktu itu cuaca
cerah. Dalam perjalanan saya melihat jalan-jalan dan pohon-pohon basah semua.
Pekarangan pun tampak becek. Bahkan di sana-sini air kecoklatan tampak
menggenang. Air kali.....
Siswa
2 : Melanjutkan cerita itu...
6. Identifikasi kata kunci (kalimat
yang panjang dapat dicari dengan beberapa kata kunci yang terdapat dalam
kalimat) Melalui kata-kata kunci itu kita sampai pada isi singkat bahan
simakan.
Guru :
Adanya pendidikan nonformal merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan bagi mereka yang belum sempat mengenyam pendidikan formal.
Siswa : (Mengidentifikasi
kata-kata kunci); pendidikan nonformal itu salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan.
7. Identifikasi Kalimat Topik
Memahami teks lisan yang berupa
wacana atau paragraf dapat melalui identifikasi kalimat topik atau pikiran
utama. Pikiran utama biasanya berada pada permulaan paragraf atau akhir
paragraf.
Contoh:
Guru
: (Memutar rekaman atau
membacakan paragraf berikut)
(1) Budaya daerah yang beraneka
ragam merupakan kekayaan bangsa.
(2) Dari keanekaragaman tersebut
masih tampak adanya persamaan.
(3) Keanekaragaman budaya memang
wajar karena kebudayaan itu masing-masing dikembangkan sesuai tuntutan
lingkungan dan kebutuhan individual.
(4) Keanekaragaman itu akhirnya
menuju pada kesatuan karena pada dasarnya bangsa Indonesia adalah satu.
Siswa
: (mengidentifikasi kalimat topik)
Budaya daerah yang beraneka ragam
merupakan kekayaan bangsa.
8. Merangkum
Menyimak bahan simakan yang relatif
panjang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu diantaranya dengan
cara menyingkat atau merangkum isinya dalam beberapa kalimat. Merangkum berarti
membuat bahan simakan yang panjang menjadi sedikit mungkin. Namun, yang
sedikit itu dapat mewakili yang panjang.
Guru
: Dengarkan baik-baik wacana berikut!
Kelebihan
Laut
Sebagai tempat hidup, laut mempunyai kelebihan dibandingkan darat.
Kelebihan-kelebihan laut, antara lain suhu yang berubah ubah, dukungan yang
lebih banyak untuk melawan gravitasi bumi, dan air yang cukup tersedia. Dengan
air yang cukup tersebut, makhluk hidup di laut dapat menyerap air lansung
masuk ke sistem tubuh. Makhluk hidup di laut dapat memperoleh oksigen dan
karbon.
Siswa
: (Membuat rangkuman)
Kelebihan-kelebihan laut: suhu
yang berubah ubah, dukungan yang lebih banyak untuk melawan gravitasi bumi, dan
air yang cukup tersedia.
9. Parafrase (Guru memperdengarkan
puisi, siswa menceritakan isi puisi)
Suatu cara yang
biasa digunakan untuk memahami isi puisi ialah dengan cara mengutarakan isi
puisi itu dengan kata-kata sendiri dalam bentuk prosa. Puisi yang sudah direkam
atau dibacakan guru diperdengarkan kepada siswa. Mereka menyimak isinya dan
mengutarakan kembali dalam bentuk prosa.
Contoh :
Guru : Dengarkan baik-baik pembacaan
puisi berikut ini. Simak isinya,
setelah itu susun kembali dalam bentuk prosa!
Pagi-Pagi
Teja dan
cerawat telah gemilang
Memuramkan
bintang mulia raya
Menjadi
pudar dalam cahaya
Timbul
tenggelam berulang-ulang
Fajar
di timur datang menjelang
Membawa pertama ke atas dunia
Seri berseri sepantun mutia
Berbagai warna bersilang-silang
Lambat laun
serta berdandan
Timbullah
matahari dengan perlahan
Menyinari
bumi dengan keindahan
Segala
bunga harumkan pandan
Kembang terbuka gabus gubahan
Dibasahi embun titik di dahan
Siswa
: (Menyusun parafrase)
10. Menjawab Pertanyaan
Cara lain untuk mengajarkan cara menyimak yang efektif ialah melalui latihan
menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa, di mana, dan bilamana.
Pertanyaa-pertanyaan itu diajukan atas dengan mengacu pada bahan simakan yang
telah diperdengarkan kepada siswa.
F. Faktor yang Mempengaruhi dalam
Menyimak
- Faktor
Fisik
Kondisi fisik dan lingkungan fisik
penyimak merupakan faktor yang penting dalam menentukan keefektifan serta
kualitas keaktifannya dalam menyimak.
- Faktor
Psikologis
Faktor psikologis melibatkan
sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi, yaitu faktor-faktor psikologis dalam
menyimak. Faktor-faktor ini antara lain mencakup masalah-masalah:
1)
Prasangka dan kurangnyasimpati terhadap
para pembicara dengan aneka sebab dan alasan
2)
Keegosentrisan dan keasyikan terhdap minat pribadi serta masalah pribadi serta masalah
pribadi
3)
Kepicikan yang
menyebabkan pandangan yang kurang luas
4)
Kebosanan dan kejenuhan yang
menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan
5)
Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap pokok
pembicaraan, atau terhadap sang pembicara.
Sebagian
atau semua faktor tersebut diatas dapat mempengaruhi kegiatan menyimak kearah
yang merugikan yang tidak kita ingini, dan hal ini mempunyai akibat yang buruk
bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para siswa. Dalam hal-hal seperti
inilah para guru harus menampilkan fungsi bimbingan dan penyuluhan serta
mencoba memperbaiki kondisi-kondisi yang merugikan tersebut.
Guru juga
harus mempertinggi serta memperkuat sifat ketanpaprasangkaan, kewajaran yang
tidak berat sebelah, serta sifat yang tidak mementingkan diri sendiri; dan
mencoba untuk memberikanserta mengadakan suatu latar belakang yang bersifat
merangsang minat yang akan bertindak sebagai suatu keadaan yang menguntungkan
bagi menyimak responsif.
Sebaliknya
faktor-faktor psikologis ini pun mungkin pula sangat menguntungkan bagi
kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, misalnya; pengalaman-pengalaman masa
lalu yang sangat menyenangkan, yang telah menentukan minat-minat dan
pilihan-pilihan, kepandaian yang beranekaragam dan lain- lainnya, kalau
dihubungkan dengan suatu bidang diskusi jelas merupakan pengaruh-pengaruh baik
bagi kegiatan menyimak yang mengasyikan, yang memukau dan menarik hati.
Tabel
perbedaan Gaya Menyimak berdasarkan perbedaan Jenis kelamin
Perbedaan
gaya Menyimak
|
|
Pria
|
Wanita
|
Objektif
|
Subjektif
|
Aktif
|
Pasif
|
Keras Hati
|
Simpatik
|
Analisis
|
Difusif
|
Rasional
|
Sensitif
|
Tidak mau
mundur
|
Mudah
terpengaruh
|
Netral
|
Cenderung
memihak
|
Intrusif
|
Mudah
mengalah
|
Berdikari
|
Reseptif
|
Swasembada
|
Bergantung
|
Menguasai
Emosi
|
Emosional
|
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah cara-cara
atau siasat yang di lakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar untuk mendapat hasil yang optimal. Teknik pembelajaran di tentukan
berdasarkan metode yang digunakan menurut pendekatan yang dianut. Teknik
pembelajaran tersebut meliputi teknik pembelajaran bahasa lisan dan teknik
pembelajaran bahasa tulisan.
Menyimak
adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi,
menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan,
serta proses menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan keseluruhan
pengetahuan dan pengalaman.Tujuan menyimak yaitu agar orang yang mendengarkan
dapat memperoleh pengetahuan atau informasi mengenai hal tertentu dari berita
atau cerita yang di dengar.
B.
Saran
Karena
menyimak memiliki peran yang sangat penting dan sangat banyak dilakukan di
dalam kehidupan sehari-hari, maka sangat penting juga bagi kita untuk
mengetahui dan memahami menyimak dengan baik.Agar mendapatkan pesan, informasi,
gagasan atau hal-hal yang tidak keliru. Dan agar tidak terjadinya
kesalahpahaman dan miskomuniksai dalam berkomunikasi
DAFTAR
PUSTAKA
Brata, M. (2010). Keterampilan
Menyimak. [Online]. Tersedia: http://mbahbrata-edu.blogspot.com/2010/04/keterampilan-menyimak.html [31 Maret 2015].
Fajrin.
(2010). Teknik Pendidikan Bahasa di Kelas Rendah. [Online].
Tersedia: http://fajrinstation.blogspot.com/2010/04/teknik-pendidikan-bahasa-di-kelas.html [31 Maret 2015].
Octaviani, F.P.,
(2013). Teknik Pembelajaran Menyimak. [Online].
Tersedia: http://zonafiyora.blogspot.com/2013/02/teknik-pembelajaran-menyimak.html [31 Maret 2015].
Setyaningrum,
Y. (2013). Kemampuan Menyimak di SD. [Online]. Tersedia: http://yurishandcraft.blogspot.com/2013/12/kemampuan-menyimak-di-sd_15.html [31 Maret 2015].
Prof. DR. Henry Guntur Tarigan 2008 “Menyimak”
Kampus IKIP Bumi Siliwangi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar