“KETERAMPILAN MENYIMAK”
“Untuk
memeuhi salah satu tugas mata kuliah keterampilan menyimak”
Dosen
pengampu : BAPAK HAERUDIN, MPd
Di susun Oleh:
Nama: BAREEROH MAHAMA
NIM: 1688201124
Kelas: A3
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2016/2017
Kata pengantar
Puji dan
syukur penulis ucapan kehadirat Allah SWT karena atas ridhanya penulis dapat
mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini Tak lupa penulis mengucapkan
terimakasih kepada dosen yang telah mempercayai dan membimbing saya dalam memuat
makalah ini Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk
mengembangkan kemampuan penulis dalam mempelajari ilmu tentang pembahasan
keterampilan menyimak.
Keterampilan
menyimak merupakan kegiatan yang penting dalam proses kegiatan pembelajaran hal
ini di karenakan dari menyimak penulis dapat menyimpulkan atau memahami inti
dari apa yang di sampaikan oleh narasumber.
Pada
kesempatan ini, peulis ucapan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah
terlibat dan membantu dalam pembentukan makalah ini, penulis sadar bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna,maka dari itu maaf bila ada kesalahan dalam
penulisan maupun penampatan kata dalam makalah ini.
Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca, Segala kritik dan saran
penulis harapan untuk kesempurnaan makalah ini.
Tangerang, 1
November 2016
penulis
DAFTAR ISI
Kata
pengantar...................................................................................................................i
Daftar
isi............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah...........................................................................................1
1.3 Manfaat dan
tujuan.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian menyimak.....................................................................................2
2.2 Tujuan
menyimak...........................................................................................3
2.3 Jenis
menyimak..............................................................................................3
2.4 Tahap-tahap
menyimak..................................................................................5
2.5 Teknik
pembelajaran menyimak....................................................................6
2.6 Faktor-faktor
yang mempengaruh menyimak................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................10
3.2
Saran..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan memberikan pengetahuan kebahasaan
agar murid mampu menguasai bahasa Indonesia sebaik-baiknya. Untuk mencapai
tujuan ini maka, pada dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai oleh murid secara baik dan benar sebagaimana tercantum dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu keterampilan menyimak (listening skill)
keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill),
dan keterampilan menulis (writing skill).
Dari
keempat keterampilan berbahasa (language skill) yang dikemukakan di atas, hanya
keterampilan menyimak yang akan menjadi perhatian dalam makalah ini karena pada
umumnya pengetahuan diperoleh melalui keterampilan menyimak. Setiap orang mendengar berita-berita melalui media
massa maupun informasi melalui tatap muka, saat itu telah berlangsung pula kegiatan
menyimak. Oleh karena itu, pengajaran menyimak mempunyai peranan yang sangat
penting dalam proses pembelajaran di sekolah dasar sebab kemampuan menyimak
yang baik adalah kondisi awal untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik.
B. Rumusan Masalah
a.
Apa yang
dimaksud dengan menyimak?
b.
Apa tujuan menyimak?
c.
Apa saja jenis menyimak?
d.
Apa saja tahap-tahap menyimak?
e. Apa saja teknik pembelajaran menyimak ?
f.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
menyimak?
C. Manfaat dan Tujuan
a.
Mahasiswa dapat
mengetahui pengertian menyimak
b. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan menyimak
c. Mahasiswa dapat menyebutkan jenis-jenis menyimak
d. Mahasiswa dapat memahami tahap-tahap menyimak
e. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menyimak
Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan. Namun, kalau kita pelajari lebih jauh,
ketiga kata itu terdapat perbedaan pengertian. Mendengar didefinisikan sebagai
suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan
makna dan pesan bunyi itu. Sedangkan menyimak adalah proses mendengar dengan
pemahaman dan perhatian terhadap makna dan pesan bunyi itu. Jadi, di dalam
proses menyimak sudah termasuk mendengar, sebaliknya mendengar belum tentu
menyimak. Di dalam bahasa Inggris terdapat istilah “listening comprehension”
untuk menyimak dan “to hear” untuk mendengar.
Menurut Poerwadarminta (1984: 941) “Menyimak adalah mendengar atau
memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”.Menyimak merupakan
proses pendengaran, mengenal dan menginterprestasikan lambang-lambang lisan,
sedangkan mendengar adalah suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar
tanpa banyak memerhatikan makna itu.
Jika keterampilan menyimak dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang
lain, seperti keterampilan membaca, maka kedua keterampilan berbahasa ini
berhubungan erat, karena keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi.
Perbedaannya terletak dalam hal jenis komunikasi. Menyimak berhubungan dengan
komunikasi lisan, sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam
hal tujuan, keduanya mengandung persamaan, yaitu memperoleh informasi,
menangkap isi, memahami makna komunikasi.
Menurut Tarigan (1993: 20) mengemukakan pengertian menyimak sebagai
berikut: menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, argumentasi, serta interprestasi untuk
memperoleh informasi, menangkap serta, memahami makna komunikasi yang
disampaikan si pembicara melalui ucapan atau bahasa lisan. Dari uraian di atas,
maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa menyimak adalah mendengarkan serta
memerhatikan baik-baik apa yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta
menangkap dan memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya.
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang cukup kompleks
karena melibatkan berbagai proses menyimak dalam saat yang sama. Pada saat
menyimak mendengar bunyi berbahasa, pada saat itu pula mentalnya aktif bekerja
mencoba memahami, menafsirkan apa yang disampaikan pembicara, dan pada saat itu ia harus menerima respons.
Pada dasarnya respons yang diberikan itu akan terjadi setelah terjadinya
integrasi antara pesan yang didengar dengan latar belakang pengetahuan dan
pengalaman penyimak. Respon itu bisa sama dengan yang dikehendaki pembicara dan
bisa pula tidak sama.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat menyimak itu adalah
suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun
penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses
menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan
pengalaman.
B. Tujuan Menyimak
1. Menyimak
untuk belajar dimana orang tersebut bertujan agar ia dapat
memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang
pembicara.
2. Menyimak
untuk menikmati dimana orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan
terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau
dipagelarkan (teruatama sekali dalam bidang seni)
3. Menyimak untuk mengevaluasi dimana orang menyimak
dengan maksud agar ia dapat menilai apa-apa yang dia simak (baik-buruk,
indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tidak logis, dan lain-lain)
4. Menyimak untuk mengapresiasi dimana orang
yang menyimak dapat menikmati seta menghargai apa-apa yang disimaknya itu
(misalnya: pembacaan berita, puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan
pendebatan)
5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide dimana orang
yang menyimak bermaksud agar ia dapat menkomunikasikan ide-ide,
gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar
dan tepat.
6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi dimana orang
yang menyimak bermaksud agar dia dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang
membedaskan arti (distingtif), mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya
ini terlihat pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asik
mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker)
7. Menyimak untuk memecahkan masalah dimana
orang yang menyimak bermaksud agar dia dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang
pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
8. Menyimak
untuk meyakinkan dimana orang yang menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap
suatu masalah atau pendapat yang selama ini
dia ragukan.
C. Jenis - Jenis Menyimak
Adapun jenis-jenis menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (Sutari, 1998: 47) adalah sebagai berikut:
Menyimak
ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang
berhubungan dengan hal-hal lebih umum dan lebih bebasterhadap sesuatu bahasa,
tidak perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru. Penggunaan yang paling
mendasar ialah untuk menyajikan kembali bahan yang telah diketahui dalam suatu
lingkungan baru dengan cara yang baru. Selain itu, dapat pula murid dibiarkan
mendengar butir-butir kosakata dan struktur-struktur yang baru bagi murid yang
terdapat dalam arus bahasa yang ada dalam kapasitasnya untuk menanganinya.Pada
umumnya, sumber yang paling baik untuk menyimak ekstensif adalah rekaman yang
dibuat guru sendiri, misalnya rekaman yang bersumber dari siaran radio,
televisi, dan sebagainya.
Menyimak intensif (intensive
listening)
Menyimak intensif adalah menyimak yang diarahkan pada
suatu yang jauh lebih diawasi, dikontrol, terhadap suatu hal tertentu. Dalam
hal ini harus diadakan suatu pembagian penting yaitu diarahkan pada butir-butir
bahasa sebagai bagian dari program pengajaran bahasa atau pada pemahaman serta
pengertian umum. Jelas bahwa dalam kasus yang kedua ini maka bahasa secara umum
sudah diketahui oleh para murid.
Menyimak
sosial (social listening)atau menyimak konversasional (conversational
listening) ataupun menyimak sopan (courtens listening) biasanya berlangsung
dalam situasi-situasi sosial tempat orang mengobrol mengenai hal-hal yang
mrenarik perhatian semua orang dan saling mendengarkan satu sama lain untuk
membuat respons-repons yang pantas, mengikuti detail-detail yang menarik, dan
memerhatikan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan, dikatakan
oleh seorang rekan.Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa menyimak
sosial paling sedikit mencakup dua hal, yaitu perkataan menyimak secara sopan
santun dengan penuh perhatian percakapan atau konversasi dalam situasi-situasi
sosial dengan suatu maksud. Dan kedua mengerti serta memahami peranan-peranan
pembicara dan menyimak dalam proses komunikasi tersebut.
Menyimak sekunder (secondary listening)adalah
sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan secara ekstensif (casual
listening dan extensive listening) misalnya, menyimak pada musik yang mengirimi
tarian-tarian rakyat terdengar secara sayup-sayup sementara kita menulis surat
pada teman di rumah atau menikmati musik sementara ikut berpartisipasi dalam
kegiatan tertentu di sekolah seperti menulis, pekerjaan tangan dengan tanah
liat, membuat sketsa dan latihan menulis dengan tulisan tangan.
Menyimak estetik (aesthetic listening)disebut
juga menyimak apresiatif (apreciational listening) adalah fase terakhir dari
kegiatan menyimak secara kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif,
mencakup dua hal yaitu pertama menyimak musik, puisi, membaca bersama, atau
drama yang terdengar pada radio atau
rekaman-rekaman. Kedua menikmati cerita-cerita, puisi, teka-teki, dan
lakon-lakon yang diceritakan oleh guru atau murid-murid.
Menyimak
kritis (critical listening)adalah sejenis kegiatan menyimak yang di dalamnya
sudah terlihat kurangnya atau tiadanya keaslian ataupun kehadiran prasangka
serta ketidaktelitian yang akan diamati. Murid-murid perlu banyak belajar
mendengarkan, menyimak secara kritis untuk memperoleh kebenaran.
Menyimak konsentratif (consentrative
listening) sering juga disebut study-type listening atau menyimak yang
merupakan jenis telaah. Kegiatan-kegiatan tercakup dalam menyimak konsentratif
antara lain: menyimak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk serta menyimak
urutan-urutan ide, fakta-fakta penting, dan sebab akibat.
Menyimak kreatif (Creative listening)adalah
jenis menyimak yang mengakibatkan dalam pembentukan atau rekonstruksi seorang
anak secara imaginatif kesenangan-kesenangan akan bunyi, visual atau
penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan oleh
apa-apa didengarnya.
Menyimak introgatif (introgative
listening)adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak
konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan, karena si penyimak
harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini
si penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan
informasi atau mengenai jalur khusus.
Menyimak penyelidikan (exploratory listening)
adalah sejenis menyimak intensif dengan maksud dan yang agak lebih singkat.
Dalam kegiatan menyimak seperti ini si penyimak menyiagakan perhatiannya untuk
menemukan hal-hal baru yang menarik perhatian dan informasi tambahan mengenai
suatu topik atau suatu pergunjingan yang menarik.
Menyimak pasif (passive listening) adalah
penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasa menandai upaya-upaya kita
saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghapal luar kepala,
berlatih serta menguasai sesuatu bahasa. Salah satu contoh menyimak pasif adalah penduduk pribumi yang tidak
bersekolah lancar berbahasa asing. Hal ini dimungkinkan karena mereka hidup
langsung di daerah bahasa tersebut beberapa lama dan memberikan kesempatan yang
cukup bagi otak mereka menyimak bahasa itu.
Menyimak selektif (selective
listening)berhubungan erat dengan menyimak pasif. Betapapun efektifnya menyimak
pasif itu tetapi biasanya tidak dianggap sebagai kegiatan yang memuaskan. Oleh
karena itu menyimak sangat dibutuhkan. Namun demikian, menyimak selektif
hendaknya tidak menggantikan menyimak pasif, tetapi justru melengkapinya.
Penyimak harus memanfaatkan kedua teknik tersebut. Dengan demikian, berarti
mengimbangi isolasi kultural kita dari masyarakat bahasa asing itu dan tendensi
kita untuk menginterpretasikan.
D. Tahap - Tahap Menyimak
Isolasi : Pada tahap ini sang penyimak
mencatat aspek-aspek individual kata lisan dan memisah-memisahkan atau
mengisolasikan bunyi-bunyi, ide-ide, fakta-fakta, organisasi-organisasi khusus,
begitu pula stimulus-stimulus lainnya.
Identifikasi : Sekali stimulus tertentu
telah dapat dikenal maka suatu makna,
atau identifikasi pun diberikan kepada setiap butir yang berdikari itu.
Integrasi: Kita mengintegrasikan atau
menyatupadukan apa yang kita dengar informasi lain yang telah kita simpan dan
rekam dalam otak kita. Oleh karena itulah maka pengetahuan umum sangat penting
dalam tahap ini. Karena kalau proses menyimak berlangsung, kita harus terlebih
dahulu harus mempunyai beberapa latar belakang atau pemahaman mengenai bidang
pokok pesan tertentu. Kalau kita tidak memiliki bahan penunjang yang dapat
dipergunakan untuk mengintegrasikan informasi yang baru itu, maka jelas
kegiatan menyimak itu akan menemui kesulitan atau kendala.
Inspeksi: Pada tahap ini, informasi baru yang
telah kita terima dikontraskan dan dibandingkan dengan segala informasi yang
telah kita miliki mengenai hal tersebut. Proses ini akan menjadi paling mudah
berlangsung kalau informasi baru justru menunjang prasangka atau atau
prakonsepsi kita. Akan tetapi, kalau informasi baru itu bertentangan dengan
ide-ide kita sebelumnya mengenai sesuatu, maka kita harus mencari serta memilih
hal-hal mana dari informasi itu yang lebih mendekati kebenaran.
Interprestasi:
Pada tahap ini, kita secara aktif mengevaluasi apa-apa yang kita dengar dan
menelusuri dari mana datangnya semua itu. Kita pun mulailah menolak dan
menyetujui, mengakui dan mempertimbangkan informasi tersebut berikut
sumber-sumbernya.
E. Teknik Pembelajaran Menyimak
Teknik pembelajaran menyimak dapat dilakukan dengan cara:
Simak-ulang
ucap (memperkenalkan bunyi bahasa dengan cara mengucapkannya). Model ucapan
yang diperdengarkan, disimak, dan ditiru oleh siswa. Model ucapan dapat berupa
ucapan fonem, kata, kalimat, ungkapan, peribahasa, puisi pendek, kata-kata mutiara,
semboyan dan sebagainya.
Contoh:
Kata-kata mutiara.
Guru : Bermimpilah tentang
apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat tempat kamu ingin pergi,
jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan
dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
Siswa : Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu
impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu
inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk
melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
Dengar dan Kerjakan
Model ucapan berisi perintah diperdengarkan. Siswa
menyimak dan memberikan reaksi dalam bentuk tindakan.
Contoh:
Guru : Bacalah artikel berikut dengan saksama!
Siswa : (membaca artikel
dengan saksama).
Menemukan Benda
Guru
menyiapkan sejumlah benda. Benda itu sebaiknya yang sudah dikenal siswa.
Benda-benda dimasukkan ke dalam kotak terbuka. Guru menyebutkan nama benda,
siswa mencari bendanya dalam kotak dan menunjukkan kepada guru atau temannya.
Bisik berantai
Guru
membisikkan kalimat kepada siswa yang duduk paling depan. Siswa tersebut
menyampikan kalimat tadi dengan cara membisikannya ke telinga murid berikutnya.
Demikian seterusnya sampai murid terakhir. Siswa terakhir mengucapkan kalimat
itu dengan suara nyaring. Boleh juga menuliskannya di papan tulis. Guru
memeriksa benar tidaknya. Contoh:
Guru : Pada saat
apel Evil membawa apel untuk pacarnya
Siswa A :
Pada saat apel Evil membawa apel untuk pacarnya
Siswa C :
Pada saat apel Evil membawa apel untuk pacarnya
Siswa B :
Pada saat apel Evil membawa apel untuk pacarnya.
Menyelesaikan Cerita
Kelas dibagi atas beberapa kelompok. Satu kelompok beranggotakan empat
orang. Orang pertama dalam satu kelompok bercerita, tetapi ceritanya beru
sebagian; dilanjutkan dengan oleh anggota kedua, dan ketiga, kemudian disudahi
oleh siswa terakhir.
Contoh.
Siswa 1 : Saya pulang sekolah. Waktu itu cuaca cerah.
Dalam perjalanan saya melihat jalan-jalan dan pohon-pohon basah semua. Pekarangan
pun tampak becek. Bahkan di sana-sini air kecoklatan tampak menggenang. Air
kali.....
Siswa 2 : Melanjutkan cerita itu...
Identifikasi
kata kunci (kalimat yang panjang dapat dicari dengan beberapa kata kunci yang
terdapat dalam kalimat) Melalui kata-kata kunci itu kita sampai pada isi
singkat bahan simakan.
Guru : Adanya
pendidikan nonformal merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan bagi mereka yang belum sempat mengenyam pendidikan formal.
Siswa :
(Mengidentifikasi kata-kata kunci); pendidikan nonformal itu salah satu upaya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Identifikasi Kalimat Topik
Memahami teks lisan yang berupa wacana atau paragraf dapat melalui
identifikasi kalimat topik atau pikiran utama. Pikiran utama biasanya berada
pada permulaan paragraf atau akhir paragraf.
Contoh:
Guru : (Memutar rekaman atau membacakan paragraf
berikut)
Budaya
daerah yang beraneka ragam merupakan kekayaan bangsa.
(1) Dari keanekaragaman tersebut masih tampak adanya persamaan.
(2) Keanekaragaman
budaya memang wajar karena kebudayaan itu masing-masing dikembangkan sesuai
tuntutan lingkungan dan kebutuhan individual. (3) Keanekaragaman itu akhirnya menuju pada kesatuan
karena pada dasarnya bangsa Indonesia adalah satu.
Siswa :
(mengidentifikasi kalimat topik)
Budaya daerah yang beraneka ragam merupakan
kekayaan bangsa.
Merangkum
Menyimak bahan simakan yang
relatif panjang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu diantaranya
dengan cara menyingkat atau merangkum isinya dalam beberapa kalimat. Merangkum
berarti membuat bahan simakan yang panjang menjadi sedikit mungkin. Namun, yang sedikit itu
dapat mewakili yang panjang.
Guru : Dengarkan baik-baik wacana berikut!
Kelebihan Laut
Sebagai tempat hidup, laut mempunyai kelebihan dibandingkan darat.
Kelebihan-kelebihan laut, antara lain suhu yang berubah ubah, dukungan yang
lebih banyak untuk melawan gravitasi bumi, dan air yang cukup tersedia. Dengan
air yang cukup tersebut, makhluk hidup
di laut dapat menyerap air lansung masuk ke sistem tubuh. Makhluk hidup di laut
dapat memperoleh oksigen dan karbon.
Siswa :
(Membuat rangkuman)
Kelebihan-kelebihan laut: suhu yang berubah ubah, dukungan yang lebih
banyak untuk melawan gravitasi bumi, dan air yang cukup tersedia.
Parafrase (Guru
memperdengarkan puisi, siswa menceritakan isi puisi)
Suatu cara yang biasa digunakan untuk
memahami isi puisi ialah dengan cara mengutarakan isi puisi itu dengan
kata-kata sendiri dalam bentuk prosa. Puisi yang sudah direkam atau dibacakan
guru diperdengarkan kepada siswa. Mereka menyimak isinya dan mengutarakan
kembali dalam bentuk prosa.
Contoh :
Guru :
Dengarkan baik-baik pembacaan puisi berikut ini. Simak isinya,
Menjawab
Pertanyaan
Cara lain
untuk mengajarkan cara menyimak yang efektif ialah melalui latihan menjawab
pertanyaan apa, siapa, mengapa, di mana, dan bilamana. Pertanyaa-pertanyaan itu
diajukan atas dengan mengacu pada bahan simakan yang telah diperdengarkan
kepada siswa.
F. Faktor yang Mempengaruhi dalam Menyimak
Faktor Fisik
Kondisi fisik dan lingkungan fisik penyimak merupakan
faktor yang penting dalam menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya
dalam menyimak.
Faktor Psikologis
Faktor psikologis melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat
pribadi, yaitu faktor-faktor psikologis dalam menyimak. Faktor-faktor ini
antara lain mencakup masalah-masalah:
1) Prasangka dan kurangnyasimpati terhadap para pembicara dengan aneka
sebab dan alasan
2) Keegosentrisan dan keasyikan terhdap minat pribadi serta masalah
pribadi serta masalah pribadi
3) Kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang luas
4) Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama
sekali pada pokok pembicaraan
5) Sikap yang tidak
layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap pokok pembicaraan, atau
terhadap sang pembicara.
Sebagian
atau semua faktor tersebut diatas dapat mempengaruhi kegiatan menyimak kearah
yang merugikan yang tidak kita ingini, dan hal ini mempunyai akibat yang buruk
bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para siswa. Dalam hal-hal seperti inilah para guru harus
menampilkan fungsi bimbingan dan penyuluhan serta mencoba memperbaiki
kondisi-kondisi yang merugikan tersebut.
Guru juga harus
mempertinggi serta memperkuat sifat ketanpaprasangkaan, kewajaran yang tidak
berat sebelah, serta sifat yang tidak mementingkan diri sendiri; dan mencoba
untuk memberikanserta mengadakan suatu latar belakang yang bersifat merangsang
minat yang akan bertindak sebagai suatu keadaan yang menguntungkan bagi
menyimak responsif.
Sebaliknya
faktor-faktor psikologis ini pun mungkin pula sangat menguntungkan bagi
kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, misalnya; pengalaman-pengalaman masa
lalu yang sangat menyenangkan, yang telah menentukan minat-minat dan
pilihan-pilihan, kepandaian yang beranekaragam dan lain- lainnya, kalau
dihubungkan dengan suatu bidang diskusi jelas merupakan pengaruh-pengaruh baik
bagi kegiatan menyimak yang mengasyikan, yang memukau dan menarik hati.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menyimak adalah suatu rentetan proses, mulai dari
proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil
penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses menghubung-hubungkan hasil
penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan pengalaman. Tujuan menyimak
yaitu agar orang yang mendengarkan dapat memperoleh pengetahuan atau informasi
mengenai hal tertentu dari berita atau cerita yang didengar.
Dari pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah
cara-cara atau siasat yang di lakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar untuk mendapat hasil yang optimal. Teknik pembelajaran di tentukan berdasarkan metode yang digunakan
menurut pendekatan yang dianut. Teknik pembelajaran tersebut meliputi teknik
pembelajaran bahasa lisan dan teknik pembelajaran bahasa tulisan.
B. Saran
Semoga setelah mempelajari pembahasan menyimak, kita dapat memahami isi
dari pokok permasalah tersebut dan semoga bisa bermaanfaat untuk kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, Bustanul. 2008. Menyimak.
Jakarta: Universitas Terbuka
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak
: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan dan
Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran
Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar