Senin, 19 Desember 2016


MAKALAH
MENYIMAK EKSTENSIF
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATAKULIAH MENYIMAK EKSTENSIF
                                                    DOSEN PENGAMPU : Haerudin  M.Pd











DISUSUN OLEH : MUHAMMAD SYUKUR ABDURROHIM
NIM                     : 1688201066
KELAS                  :  A3



BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
TAHUN AKADEMIK 2016




BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
      Dalam berinteraksi dan berkomunikasi umumnya melibatkan kegiatan berbicara dan  mendengarkan. Namun  masih seringkali terjadi miskomunikasi dalam berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan dalam perosesnya hanya sekedar berbicara dan mendengarkan saja,mereka melupakan menyimak. Memang menyimak itu mendengarkan, tetapi menyimak bukan sekedar mendengarkan, malainkan memahami dan menanggapi apa yang dikatakan dan disampaikan pembicara.
     Oleh karena itu, menyimak mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses berinteraksi dan berkomunikasi di dalam kehidupan sehari-hari. Terutama menyimak ekstensif yang menitik beratkan kepada hal-hal yang lebih umum dan bebas terhadap suatu ujaran.

B.      Rumusan masalah
1.       Apa yang dimaksud dengan menyimak ekstensif ?
2.       Apa saja  jenis-jenis menyimak ekstensif ?

C.      Tujuan
1.       Untuk mengetahui apa itu menyimak ekstensif.
2.       Untuk mengetahui jenis-jenis menyimak ekstensif.









BAB II
PEMBAHASAN
MENYIMAK EKSTENSIF
1.      Pengertian menyimak ekstensif
     Sejenis Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. Menyimak ekstensif dapat pula memberi dan kebebasan bagi para siswa mendengar dan menyimak butir-butir kosakata dan struktur-struktur yang masih asing atau baru baginya yang terdapat dalam arus ujaran yang berbeda di dalam jangkauan dan kapasitas untuk menanganinya. Tujuan menyimak ekstensif adalah menyajikan kembali bahan lama dengan cara baru, kerap kali sangat baik bila hal ini dilakukan dengan pertolongan pita-pita otentik yang merekam pembicaraan dalam masyarakat. Yang jauh lebih efektif serta meyakinkan adalah kutipan-kutipan dari ujaran yang nyata dan hidup. 
     Pada umumnya sumber yang paling baik bagi berbagai aspek menyimak ekstensif adalah rekaman-rekaman yang di buat oleh guru sendiri karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang hendak di capai. Rekaman-rekaman tersebut dapat memanfaaat kan berbagai sumber, seperti radio dan televisi.
a.       Menyimak Sosial
      Menyimak  sosial ( social listening) atau menyimak konversasional (conversational listening) ataupun menyimak sopan (corteous listenning) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkerama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir.
     Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling  sedikit mancakup dua hal, yaitu:
(I)                 menyimak sopan santun dan dengan penuh perhatian terhadap percakapan atau obrolan dalam  situasi-situasi sosial dengan suatu maksud.
(II)               menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dan penyimak dalam proses                                                                   komunikasi tersebut. Orang-orang yang dapat menaati kedua hal tersebut dikatakan sebagai anggota-anggota yang baik

Contoh : Beberapa orang anak yang berusia sembilan tahun mengobrol saat mereka bermain. Mereka saling memperliahtkan perhatian yang sewajarnya saja.


b.      Menyimak Sekunder
      Menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan cara ekstensif (extensive listening). Contoh menyimak sekunder.
1)      Menyimak pada music yang mengiringi ritme-ritme atau tarian-tarian rakyat di sekolah dan pada acara-acara radio yang terdengar sayup-sayup sementara kita menulis surat pada seorang teman di rumah.
2)      Sambil menikmati music , kita ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di sekolah seperti melukis, hasta karya tanah liat, membuat sketsa, dan latihan menulis indah


c.       Menyimak Estetik
      Menyimak ekstetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut menyimak apresiatif (appreciational listening) adalah fase terakhir dan kegiatan termasuk kedalam menyimak secara kebetulan dan menyimak secara ekstensif, mencakup :
1)      Menyimak puisi, musik, pembacaan bersama, atau drama radio dan rekaman-rekaman.
2)      Menikmati cerita, puisi, teka-teki, gemerencing irama, dan lakon-lakon yang di bicakan atau di ceritakan oleh guru, siswa, atau aktor
        Menyimak estetis bukan hanya berfokus pada isinya, tetapi juga pada pengemasan yang menimbulkan rasa indah, haru, dan nyata.
d.      Menyimak Pasif
     Cara yang seolah-olah tidak memerlukan upaya bagi anak-anak dan sejumlah penduduk pribumi mempelajari bahasa asing dapat disebut sebagai menyimak pasif (passive listening ). Yang di sebut menyimak pasif adalah penyerapan suatu ajaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai suatu bahasa.
     Kalau kita tahu bahwa tanpa upaya sadar pun otak kita dapat berbuat banyak dalam menguasai suatu bahasa asing, kita dapat memetik keuntungan dari sumber yang tersembunyi ini. Untuk melakukan hal ini kita perlu mempergunakan teknik-teknik tertentu yang bermanfaat, antara lain :
1)      Berilah otak dan telinga kesempatan menyimak banyak-banyak
Kita kadang-kadang tercengang menyaksikan orang-orang pribumi yang tidak bersekolah, tetapi mereka lancar sekali mempergunakan beberapa bahasa asing. Ini di mungkinkan karena mereka hidup langsung di daerah bahasa-bahasa tersebut dalam waktu yang lama dan memberi ,kesempatan yang cukup bagi telinga dan otak mereka menyimak bahasa-bahasa tersebut.

2.       Tenang dan santai
Kegelisahan-kegelisahan, sekalipun dalam belajar bahasa, seakan-akan memutuskan upaya-upaya otak kita untuk melakukan tugasnya. Oleh karena itu, dalam hal menyimak pun diperlukan ketenangan dan kesantaian.
3.       Jangan memasang rintangan bagi bunyi
Orang-orang yang bermukim di dekat rel kereta api yang bisingnya cenderung untuk melindungi diri mereka  dengan “tabir bunyi”, penghalang secara mentall, sehingga mereka tidak mendengar lagi kereta api lewat. Beberapa orang cenderung memasang penghalang atau rintangan bunyi bagi bahsa ini sedemikian rupa sehingga hal itu seolah-olah banyak menolong mereka pada satu tingkat kesadaran.
4.       Berikanlah waktu yang cukup bagi telinga dan otak
Pada akhir minggu kebanyakan orang beranggapan mereka haruslah mulai berbicara satu bahasa asing. Untuk memanfaatkan “passive learning” dengan sebaik-baiknya seseorang haruslah memberi kesempatan bagi otak untuk bekerja beberapa bulan.
5.       Beri kesempatan bagi otak dan telinga bekerja, sementara kita mengerjakan sesuatu yang lain
Suatu cara yang baik kitabialah memasang rekaman dalam satu bahasa; sementara kita bercukur, makan, membaca Koran sore, atau[un pada saat bermain dengan anak-anak. Oleh sebab itu, berilah kesempatan menyimak bagi telinga dan otak secara santai. 

Contoh : Supir angkot yang membawa atau mengantar penumpangnya seorang turis, secara tidak langsung supir itu pandai berkomunikasi menggunakan bahasa asing.




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian menyimak ekstensif adalah proses menyimak yang dilakukan hanya karena kebetulan dan tidak dilakukan bersungguh-sungguh dan biasanya terjadi dikehidupan sehari-hari, menyimak ekstensif terbagi menjadi lima, yaitu :
a.       Menyimak Sosial
b.      Menyimak Sekunder
c.       Menyimak Estetik
d.      Menyimak Pasif
Yang mana semua itu adalah sebuah peroses yang membantu kita menjadi lebih baik dalam menyimak ekstensif.

Saran
Karena menyimak memiliki peran yang sangat penting dan sangat banyak dilakukan di dalam kehidupan sehari-hari, maka sangat penting juga bagi kita untuk mengetahui dan memahami menyimak dengan baik. Agar mendapatkan pesan, informasi, gagasan atau hal-hal yang tidak keliru. Dan agar tidak terjadinya kesalah pahaman dan miskomuniksai dalam berkomunikasi.









DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak : Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.  
Bandung: Angkasa.
Arrifin, Bustanul.2008. Menyimak.  Jakarta : universitas terbuka.
http://tumpukanmakalah.blogspot.co.id/2015/05/makalah-menyimak.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar